Yang Tak Pernah Hilang Resmi Diluncurkan, Keluarga Bimo dan Herman Ungkapkan Rindu

Yang Tak Pernah Hilang Resmi Diluncurkan, Keluarga Bimo dan Herman Ungkapkan Rindu

Adegan dalam film Yang Tak Pernah Hilang ketika Dionysius Utomo Raharjo mengenang Petrus Bima Anugerah yang hilang dalam peristiwa 1998. -M Azizi Yofiansyah-HARIAN DISWAY

Selama menonton, Utomo tegar. Berbeda dengan Hera yang beberapa kali mengusap air matanya. Dia mengenang pertemuan terakhirnya dengan Herman pada 1997. “Waktu itu Herman pulang ke Pangkalpinang. Lalu berkumpul dengan keluarga dan menyampaikan bahwa ia akan menjadi aktivis,” ungkapnya. 

“Waktu itu saya hamil anak kedua. Herman berpesan pada kami semua. ‘Anak ayah dan ibu semua ada enam. Jika seumpama saya tiada saat berjuang, masih ada lima saudara yang bisa memberikan cucu untuk mereka’. Begitu pesan terakhirnya,” kenangnya.

BACA JUGA: 5 Film Ini Tayang Sepanjang Maret 2024, Daftar Nomor 4 Ada Kartolo Numpak Terang Bulan!

Dalam film dikisahkan bahwa Herman ditangkap di YLBHI Jakarta. Sedangkan Bimo ditangkap dari tempat tinggalnya selama di Jakarta. Yakni di Tanah Tinggi Klender. Film itu mengisahkan perjuangan keduanya dalam berjuang. Mewujudkan demokrasi, serta misi utama mereka: reformasi dan tumbangnya Orde Baru. Meski apa yang mereka lakukan harus dibayar dengan nyawa.
Para penonton yang hadir dalam grand launching film Yang Tak Pernah Hilang di Auditorium Untag, pada 5 Maret 2024. -M Azizi Yofiansyah-

Rektor Untag Prof Mulyanto Nugroho menilai bahwa film itu menjadi pendidikan sejarah gerakan Reformasi 1998. “Sebagai pelajaran bagi semua orang. Khususnya para generasi muda. Sebagai perguruan tinggi nasionalis, Untag ketika itu turut serta dalam peristiwa Reformasi 1998. Kami membentangkan spanduk raksasa untuk demokrasi yang lebih baik,” tandasnya.

Meramaikan peluncuran, tampil duo musisi yang tergabung dalam Suar Mara Bahaya. Lagu keduanya mencerminkan pembuka sekaligus gambaran keseluruhan peristiwa pilu itu.

Melalui syair: Di hari Kamis payung hitam dengan tanya yang sama: Di mana anakku?/Di balik tirani bayang-bayang revolusi, rahasia bersembunyi/Oh, keadilan jadi buih/Meletup lalu pergi/Sejarah jadi misteri... (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: