Kasus Antraks Muncul Lagi, Berikut Cara Pencegahannya Menurut Ahli
Dipengaruhi oleh lingkungan dan cara penanganan bangkai hewan yang salah. Begini cara pencegahan virus antraks. --freepik
HARIAN DISWAY - Di Indonesia kasus antraks muncul di Provinsi DIY. Tepatnya di Sleman dan Gunungkidul. Kepala DKPP Klaten sudah memastikan bahwa tanah di lokasi kejadian tersebut dinyatakan positif antraks. Spora antraks yang berada di tanah itu dapat mengalir ke sungai lalu menempel ke tubuh dan ternak.
Epidemiolog Dicky Budiman mengungkapkan bahwa antraks memiliki spora yang tahan lama dan sulit untuk dibasmi sepenuhnya. Sehingga sulit melakukan pengendalian penyebarannya.
Karena itu penyakit hewan yang menular ini memerlukan langkah-langkah pencegahan dan kesadaran masyarakat. Penyebab wabah antraks ini adalah kondisi lingkungan, praktik peternakan yang tidak tepat, dan kurangnya kebersihan dalam praktik pembuangan bangkai ternak.
BACA JUGA: WHO Laporkan 1.166 Kasus Antraks di Afrika, Epidemiolog Peringatkan Ada Kaitan dengan Masalah Iklim
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan utamanya yaitu vaksinasi. vaksinasi hewan ternak merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melakukan pencegahan.
Karena wabahnya sudah terlihat ke permukaan, dan kondisi Indonesia yang warganya banyak memiliki hewan ternak. Maka, vaksinasi hewan ternak ini diperlukan. Terutama di daerah yang rawan antraks.
Selain vaksinasi, pengelolaan bangkai hewan ternak yang tepat juga dapat mencegah penyebaran wabah penyakit ini. Teknik untuk pembakaran dan penguburan harus aman, seperti petugas yang melakukannya harus terlatih serta menggunakan perlindungan diri.
BACA JUGA: Warga Gunung Kidul Meninggal Karena Antraks, Makan Daging Sapi Pemberian Tetangga
Upaya pencegahan tersebut juga termasuk dalam pemantauan penyakit dari hewan yang dilakukan sejak dini. Sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak awal.
“Jadi sistem pemantauan penyakit pada hewan dan deteksi dini ini termasuk pendekatan surveilan. Terutama di daerah yang sering terjadi wabah penyakit antraks ini, perlu memperkuat cara identifikasi kasus antraks secara cepat untuk mencegah penyebarannya,” pungkas Dicky.
Dicky juga menyarankan supaya melibatkan kerja sama antara sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: