Uji Kebohongan Tersangka Pembunuh Dante
ILUSTRASI uji kebohongan tersangka pembunuh Dante, yakni Yudha Arfiandi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kedua, Anda memang harus meluangkan waktu dalam wawancara pra-tes Anda untuk mengenal orang tersebut, mencoba memahami latar belakangnya dan memahami situasi yang membawa mereka ke kantor itu, karena itu semua masuk rumusan bagaimana soal-soal tes Anda dibangun.
Ketiga, saat menyusun soal tes, Anda juga harus meninjau pertanyaan tersebut dengan subjek tes terlebih dahulu. Sebab, jika tidak menyukai cara penyampaiannya, mereka akan langsung memberikan respons fisiologis terhadap hal tersebut.
Apakah penguji yang berbeda memiliki cara yang berbeda dalam melakukan tes?
Ini sangat terstandardisasi. Terdapat beberapa sekolah poligraf yang berbeda di AS, dengan gaya pengajaran dan filosofi yang berbeda. Namun, pengajaran mereka harus mematuhi standar yang ditetapkan American Polygraph Association (APA). Metode yang disetujui APA telah divalidasi berdasar volume studi kasus.
Sebagai pemeriksa, seberapa jauh Anda memperhatikan isyarat perilaku atau respons psikologis tertentu di luar apa yang dikatakan mesin?
Nah, bagian terpanjang dari poligraf bukanlah tes itu sendiri di mana orang tersebut dihubungkan ke instrumen, melainkan wawancara pra-tes. Di situlah Anda dapat belajar banyak tentang individu tersebut.
Misalnya, Anda memeriksa daftar periksa dalam pemeriksaan prakerja, mengajukan banyak pertanyaan ya atau tidak, dan orang tersebut tampaknya memiliki ritme yang stabil dengan jawabannya. Lalu, Anda bertanya, ”Apakah Anda pernah menyewa pelacur dalam lima tahun terakhir?” dan tiba-tiba ada halangan, jeda sebentar, mungkin ia bergerak sedikit. Itu berarti ada situasi yang perlu Anda jelajahi lebih jauh, bukan?
Jadi, Anda memperhatikan cara mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Namun, Anda tidak menantang mereka berdasar informasi yang mereka berikan kepada Anda. Tidak apa-apa membiarkan orang berbohong.
Bolehkah membiarkan orang berbohong? Anda tidak peduli apakah mereka jujur atau tidak?
Saya peduli apakah mereka jujur atau tidak, tapi jika seseorang ingin berbohong selama wawancara pra-tes, itu urusan mereka. Saya membiarkan mereka berbohong.
Jika mereka berbohong selama wawancara pra-tes, ketika mereka terhubung dengan instrumen sebenarnya, hal itu akan diverifikasi. Dan, saya selalu memberi tahu orang-orang: wawancara poligraf bukanlah interogasi.
Di sinilah polisi mendapat masalah, ingin berputar-putar dan menantang individu tersebut. Tapi, itu terjadi setelah poligraf, jika nilai tes seseorang menunjukkan penipuan yang signifikan. Kemudian, interogasi mungkin dilakukan berdasarkan hasil tersebut.
Berdasar penjelasan ahli poligraf Holland, disimpulkan, uji poligraf dilakukan terhadap tersangka pembunuhan yang tidak mengakui perbuatannya. Setelah hasil uji poligraf menunjukkan bahwa tersangka secara signifikan berbohong, polisi akan menginterogasi tersangka.
Jadi, selama ini Yudha baru pada tahap dimintai keterangan oleh penyidik. Belum dilakukan interogasi. Meskipun, pemeriksaan uji silang antara bukti hukum dan pengakuan tersangka semestinya sudah dilaksanakan. Polisi melakukan pendalaman berlapis-lapis dalam perkara ini. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: