5 Masjid Bersejarah di Jawa Timur

5 Masjid Bersejarah di Jawa Timur

ilustrasi.--

HARIAN DISWAY - Jawa Timur, sebagai salah satu provinsi dengan kekayaan budaya dan keagamaan yang luar biasa, menjadi tempat berdirinya berbagai masjid bersejarah yang memukau. Dari timur ke barat. Ada lima masjid ini yang tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menyimpan kisah-kisah yang menginspirasi dan mempesona. Mari kita telusuri jejak keagungan dan warisan sejarah masing-masing tempat suci ini. 

1. Masjid Jami’ Al Abror  Sidoarjo

Masjid Jami’ Al Abror, yang terletak di Kota Sidoarjo, Jawa Timur. Berdiri megah sejak tahun 1678 di lingkungan Kauman, masjid ini menjadi saksi perkembangan agama Islam di daerah tersebut. Dengan letaknya yang agak tersembunyi di kawasan perbelanjaan, masjid ini menyimpan kekayaan sejarah yang tak ternilai. 

Dibangun oleh Mbah Mulyadi dengan bantuan tiga temannya pada awalnya, masjid ini menjadi tempat ibadah utama bagi penduduk sekitar. Meski telah mengalami beberapa kali renovasi, hanya dua bagian yang tetap utuh sejak awal pembangunannya: pintu masjid sebelah utara dan penunjuk waktu sholat dengan hitungan sinar matahari. 

Di dalam kawasan masjid, terdapat pula tempat pemakaman Mbah Moelyadi, pendiri masjid tersebut. Dengan arsitektur dua lantai berwarna hijau muda yang megah, Masjid Jami’ Al Abror tampak menawan meskipun terletak di kawasan religi kampung kuno Kauman. Tradisi pengajian kitab kuning yang diadakan setiap hari, khususnya selama bulan Ramadan, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar.

2. Masjid Cheng Ho, Surabaya

Masjid Cheng Ho, atau lebih dikenal sebagai Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya adalah perpaduan unik antara budaya Tionghoa dan Islam. Terletak di Jalan Gading dan berlokasi sekitar 1.000 meter di sebelah utara Gedung Balai Kota Surabaya. 

Masjid ini didirikan sebagai penghargaan kepada Laksamana Cheng Ho, seorang tokoh Tionghoa Muslim yang memperkenalkan agama Islam di wilayah Asia Tenggara. Diresmikan pada tanggal 28 Mei 2013, masjid ini menonjolkan arsitektur yang menggabungkan elemen-elemen dari kelenteng Tionghoa dan masjid Islam. Warna-warni merah, kuning, hijau, dan biru mendominasi bangunan, menghadirkan suasana kebahagiaan dan kemakmuran menurut budaya Tionghoa. 

Dalam setiap sudut, ornamen seni kaligrafi dan aksara Tiongkok menghiasi langit-langit masjid, sementara relief sang laksamana dengan miniatur kapalnya menggambarkan perjalanan Cheng Ho yang penuh kedamaian sebagai utusan perdamaian dan pelaut Muslim dari Cina. Nama masjid ini dipilih sebagai bentuk penghormatan pada Cheng Ho, laksamana Tionghoa yang memilih Islam sebagai agamanya. 

Kontribusi Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Asia Tenggara menjadikan penghormatan ini sesuai. Masjid Cheng Ho Surabaya dibangun oleh pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho dan  beberapa tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya. 

Didesain oleh seorang arsitek bernama Ir. Abdul Aziz dari Bojonegoro, masjid ini terilhami dari salah satu masjid di Beijing yang kemudian dipadukan dengan budaya lokal dan budaya Islam. Arsitektur masjid ini yang menyerupai kelenteng, didominasi oleh warna merah dan memiliki delapan sisi yang melambangkan keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Proses pembangunan masjid dimulai pada 15 Oktober 2001 dan selesai pada 13 Oktober 2002. Masjid ini diresmikan oleh Menteri Agama Prof. Dr. Said Agil Husin Al Munawar pada 28 Mei 2003. 

3. Masjid Agung Jami’ Malang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: