Potret Perjuangan Perempuan di Lahan Gambut, Purun Raih Best Film Fashion di PayPal Melbourne Fashion Festival

Potret Perjuangan Perempuan di Lahan Gambut, Purun Raih Best Film Fashion di PayPal Melbourne Fashion Festival

Film Purun yang unggul dari 11 nominasi lainnya yang memperebutkan Best Film Fashion. --Merdi Sihombing

Secara konsep, sebenarnya film itu dibuat seperti dokumenter. Namun, diberi sentuhan kontemporer agar tercipta sinematografi yang estetik.


Ignatius Raditya Bhramanta (jongkok) di tengah anak-anak saat melakukan syuting film Purun yang diberinya sentuhan kontemporer agar tercipta sinematografi yang estetik. --Merdi Sihombing

Atas prestasi itu Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Ni Made Ayu Marthini ikut mengapreasiasi film yang didukung kementeriannya.

Menurutnya, pencapaian tersebut bukan hanya merupakan kesuksesan bagi industri fashion dan film Indonesia. Tetapi sekaligus memperkuat posisi Indonesia di panggung global. 

Bahkan apresiasi datang dari CEO PayPal Melbourne Fashion Festival Caroline Ralphsmith. "Memang sangat layak. Film yang memanfaatkan kekuatan bercerita tentang budaya, warisan, dan seorang desainer yang bekerja sama dengan komunitasnya untuk melestarikan kerajinan dan serat tradisional," katanya.

Simpulan Caroline, film itu unggul karena menggabungkan visi seorang desainer dan keterampilan turun-temurun yang diaktualisasikan dalam konteks kontemporer. Dengan kata lain, Purun merupakan media kreatif yang menggambarkan warisan budaya seni menganyam para perempuan di lahan gambut. 

Kepala Badan Restorasi Gambut Indonesia 2016-2020 Nazir Foead menyampaikan bahwa Purun menciptakan produk fashion berkualitas. Itu akan mendukung ekonomi masyarakat dalam mengelola ekosistem gambut yang berkelanjutan.

Demikian juga dari Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) yang ikut menyokong film itu. "Kemenangan ini menunjukkan potensi transformatif yang luar biasa ketika para kreator Indonesia diberi wadah dan dukungan yang layak mereka dapatkan," ujar CEO Ad-Interim GIK UGM Myra Suraryo.

"Purun membuktikan bahwa fashion yang beretika dan sinematografi yang unggul dapat berjalan beriringan. Kami sangat antusias untuk melihat kolaborasi impactful lainnya yang akan lahir dari para seniman Indonesia di masa depan,” tambah Myra.

BACA JUGA:Sinopsis Ghostbusters: Frozen Empire yang Tayang Besok, Ketika Pembasmi Hantu Lama dan Baru Bersatu

Purun menawarkan lebih dari sekadar tampilan visual yang indah. Film itu meningkatkan kesadaran tentang praktik berkelanjutan, penghormatan terhadap ilmu pengetahuan tradisional, dan menginspirasi para desainer global untuk melihat kembali akar budaya mereka sendiri untuk berinovasi.

Hadirnya film Purun dan kemenangan yang didapatkan menggarisbawahi kemampuan film fashion untuk melampaui batas negara dan memicu percakapan global mengenai keberlanjutan, pelestarian budaya, serta kekuatan transformatif dari desain. 

Purun menjadi inspirasi bagi para seniman, desainer busana, dan sinematografi kreatif Indonesia. Supaya mereka lebih memperhatikan aspek budaya, untuk menunjukkan potensi dan menjangkau penonton internasional. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: