Pertamina Paparkan Strategi Ganda Menuju Net Zero Emission di CERAWeek Houston

Pertamina Paparkan Strategi Ganda Menuju Net Zero Emission di CERAWeek Houston

irektur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam presentasinya di forum internasional CERAWeek yang diselenggarakan di Houston, Amerika Serikat, Senin, 18 Maret 2024.-Pertamina-

HOUSTON, HARIAN DISWAY – PT Pertamina (Persero) mengusung strategi pertumbuhan ganda untuk menjawab kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, diiringi dengan komitmen mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

Strategi itu dijabarkan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam presentasinya di forum internasional CERAWeek yang diselenggarakan di Houston, Amerika Serikat, Senin, 18 Maret 2024.

Di hadapan para pemimpin industri energi, keuangan, dan teknologi global, Nicke menegaskan bahwa sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina memiliki mandat untuk menyediakan energi. Oleh karena itu, Pertamina menerapkan strategi dua arah:

Pertama, memperkuat dan memperluas pengelolaan bisnis minyak dan gas bumi (migas) eksisting. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan produksi migas untuk mencapai kemandirian energi nasional, sekaligus melakukan dekarbonisasi pada semua operasi internal Pertamina, mulai dari hulu hingga hilir. Upaya dekarbonisasi ini ditargetkan mencapai 31% emisi Scope 1 dan 2 pada tahun 2030.

BACA JUGA:Buntut Sanksi Pertamina, Zulkifli Hasan Segel Dispenser SPBU Nakal di Karawang

BACA JUGA:Pakai Alat Tidak Standar, Pertamina Sanksi SPBU Nakal di Karawang

Kedua, mengembangkan bisnis berkarbon rendah sebagai penggerak pertumbuhan di masa depan. Pertamina fokus pada pengembangan Carbon Offset, Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS), solusi berbasis alam dan energi hijau, serta bioenergi.


irektur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam presentasinya di forum internasional CERAWeek yang diselenggarakan di Houston, Amerika Serikat, Senin, 18 Maret 2024.-Pertamina-

“Saat ini, sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara kedua strategi tersebut. Hingga tahun 2032, kami akan mengalokasikan 62% anggaran investasi Pertamina pada sektor hulu migas untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Hal ini penting untuk mencapai kemandirian energi nasional. Di sisi lain, kami juga mengalokasikan 20% untuk investasi kilang, termasuk konversi kilang menjadi Bio Refinery, dan 15% untuk pengembangan New and Renewable Energy (NRE). Alokasi untuk NRE ini akan terus meningkat seiring waktu,” ujar Nicke.

Nicke juga menyoroti tantangan utama dalam transisi energi di Indonesia, yaitu teknologi, pembiayaan, dan pengembangan SDM. Pertamina terus berinovasi dan berinvestasi dalam teknologi untuk memanfaatkan sumber daya alam domestik menjadi energi, seperti teknologi bioenergi, unconventional drilling, dan CCS/CCUS.

BACA JUGA:Stok LPG Aman! Pertamina Tambah Suplai 394.000 tabung di Jateng dan DIY

BACA JUGA:Distribusi BBM Tetap Berjalan Pasca Gempa Tuban, Pelayanan Pertamina Masih Normal

“Kami percaya bahwa teknologi dan kolaborasi adalah kunci untuk mencapai transisi energi yang adil dan berkelanjutan tanpa menghambat ketahanan energi nasional. Pertamina berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission 2060 dan mengundang para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam mewujudkannya,” pungkas Nicke.

Pertamina sebagai perusahaan energi terdepan dalam transisi energi berkomitmen untuk mendukung SDGs dengan mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaiannya. Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: