Benjamin Netanyahu Akan Jalani Operasi Hernia, Absen Sementara Pimpin Perang di Gaza

Benjamin Netanyahu Akan Jalani Operasi Hernia, Absen Sementara Pimpin Perang di Gaza

Benjamin Netanyahu Dikabarkan Idap Hernia, Menurut Diagnosa Dokter saat Pemeriksaan Kesehatan Rutin-Abir Sultan-AFP

HARIAN DISWAY - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu akan menjalani operasi hernia pasca pemeriksaan rutin dengan dokter. Keputusan operasi dibuat setelah penyesuaian jadwal kerjanya. 

Hal ini terjadi bersamaan dengan unjuk rasa demonstran yang menuntut pemerintahannya hampir enam bulan setelah perang Gaza dengan Hamas

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman Yariv Levin akan bertugas menggantikan sang PM menjalankan operasi perang sementara Netanyahu menjalani anestesi penuh, kata kantornya, dikutip dari AFP pada 2 April 2024. 

BACA JUGA:Tidak Jadi Marah? Israel Bakal Jadwalkan Ulang Kunjungan Ke Washington Pasca Resolusi Gencatan Senjata PBB

Prosedur ini juga dilakukan ketika pemerintahannya terancam karena masalah wajib militer bagi orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks.

Sementara itu, perang di Gaza masih terus berkecamuk. Serangan udara mematikan kembali menghantam Jalur Gaza ketika perundingan menuju gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan dilanjutkan, menurut televisi Mesir.

Namun baik Netanyahu maupun Hamas tidak berkomentar apa-apa soal perundingan ini. 

Untuk membantu meringankan penderitaan 2,4 juta penduduk Gaza, sebuah kapal bantuan berlayar dari negara kepulauan Mediterania, Siprus, untuk membawa 400 ton makanan.

BACA JUGA:Israel Meradang Ketika Tahu AS Diam Saat Resolusi Gencatan Senjata Disetujui DK PBB

Negara-negara asing telah meningkatkan pengiriman bantuan melalui udara, meskipun badan-badan PBB dan lembaga amal memperingatkan bahwa hal ini masih jauh dari kebutuhan yang mendesak. Mereka mengatakan bahwa truk adalah cara yang paling efisien untuk menyalurkan bantuan.

Ketegangan antara Israel dengan Amerika Serikat terlihat memuncak. Ini disebabkan karena meningkatnya jumlah korban warga sipil, dan terutama karena ancaman Israel untuk mengirim pasukan darat ke kota Rafah yang terletak jauh di selatan Gaza.

Kendati demikian, Washington telah menyetujui pembelian bom dan jet tempur senilai miliaran dolar untuk Israel dalam beberapa hari terakhir, dikutip dari The Wall Street Journal, bersumber dari pejabat yang memilih untuk anonim.

BACA JUGA:Sah! Akhirnya Resolusi DK PBB Berhasil Disetujui, Amerika Serikat Abstain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber