Desas-desus Sainz ke Red Bull Menguat, Marko Ungkap Masa Lalu 'Toxic' dengan Verstappen
Helmut Marko ungkap situasi garasi Toro Rosso saat Max dan Sainz disana-Formula 1-x
HARIAN DISWAY - Rumor kepindahan Carlos Sainz dari Ferrari ke Red Bull untuk musim 2025 semakin panas. Posisi Sainz di Ferrari terancam dengan kedatangan Lewis Hamilton, juara dunia Formula 1 (F1) 7 kali.
Sainz menjadi incaran banyak tim F1 karena performanya yang gemilang. Dia adalah satu-satunya pembalap selain Max Verstappen yang meraih kemenangan dalam 20 seri balapan terakhir.
Red Bull juga sedang mencari pendamping Verstappen untuk musim depan. Kontrak Sergio Perez berakhir di akhir musim 2024, dan performanya belum sesuai harapan.
Nama Sainz muncul sebagai kandidat kuat untuk mengisi kursi Red Bull. Sainz memiliki sejarah dengan tim asal Austria tersebut. Dia adalah jebolan Akademi Red Bull dan pernah membalap untuk tim junior mereka, Toro Rosso, dari 2015-2017.
Di Toro Rosso, Sainz berpartner dengan Verstappen dari 2015 hingga pertengahan 2016 sebelum Verstappen dipromosikan ke tim utama Red Bull.
BACA JUGA:5 Pembalap F1 yang Sukses Epic Cameback Setelah Cedera
BACA JUGA:Red Bull Siap Bangkit di GP Jepang usai Terpuruk di GP Australia
Baru-baru ini, penasihat Red Bull Racing, Helmut Marko, mengomentari hubungan Sainz dan Verstappen di Toro Rosso. Dia menyebut hubungan mereka "toxic".
Marko mengatakan bahwa ketegangan antara kubu Verstappen dan Sainz sangat tinggi karena kedua pembalap muda itu ingin menjadi yang terbaik.
"Dia (Sainz) tidak beruntung mendapatkan Max sebagai rekan setimnya. Suasana di antara mereka di Toro Rosso cukup beracun. Dua pembalap muda potensial dengan gairah mengemudi yang istimewa," kata Marko.
"Dalam pengaturan yang kami miliki saat itu, saya tidak bisa melihat cara untuk mempertahankannya bersama kami. Jadi dia pindah ke Renault, McLaren, dan kemudian ke Ferrari," lanjutnya.
Kepala tim Red Bull, Christian Horner, tidak menutup kemungkinan Sainz bergabung dengan timnya pada 2025. Dia mengatakan bahwa tim "tidak terburu-buru" untuk membuat keputusan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber