Daripada Membatin, Lebih Baik Bunuh

Daripada Membatin, Lebih Baik Bunuh

ILUSTRASI. Kondisi wanita hamil yang tewas di Kelapa Gading Ditemukan dengan kondisi mulut berbusa.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dalam agama apa pun, pembunuhan terhadap siapa pun dengan motif apa pun dilarang. Hak mencabut nyawa manusia hanya ada pada Allah. Apalagi, suami yang semestinya menyayangi dan melindungi istri, malah membunuh istri. Dilarang keras.

Tapi, belakangan sering terjadi suami membunuh istri. Motif beraneka ragam. Mayoritas akibat perselingkuhan. Baik suami yang selingkuh maupun ketahuan istri, lalu suami marah dan membunuh istri. Atau, istri ketahuan selingkuh, lalu dibunuh suami.

Pernikahan diliputi problem yang sangat rumit. Problem satu membelit problem lainnya. Suatu perselingkuhan disebabkan sesuatu oleh pasangan yang diselingkuhi. Dan, penyebab itu merupakan akibat dari sesuatu ucapan atau tindakan orang yang selingkuh. Bolak-balik. Belit-membelit. Yang intinya, disebut sebagai keluarga tidak harmonis.

Problematika rumah tangga itulah yang disebut tersangka Reza sebagai ”membatin”. Lalu, ia tambahi, ”Daripada terus membatin, lebih baik bunuh (istri).” Setelah membunuh, membuat tersangka puas. Jadi, pembunuhan yang disengaja.

Anehnya, meski Reza merasa bahwa rumah tangganya tidak harmonis, ia ogah digugat cerai istri. Ia malah minta berdamai. Artinya, ia minta rumah tangga yang ia rasa tidak harmonis itu dilanjutkan. Di sini aneh. Kontradiktif. Antara ucapan dan tindakan Reza.

Dalam kontradiksi tersebut, akhirnya Reza membunuh Nurul dengan cara yang sangat sadis. Korban pasti sangat kesakitan.

Seluruh rangkaian kejadian itu bisa dijadikan bahan pelajaran bagi suami-istri yang harmonis maupun yang tidak. Bagi yang KDRT maupun yang belum. Supaya tidak terjadi pembunuhan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: