Daripada Membatin, Lebih Baik Bunuh

Daripada Membatin, Lebih Baik Bunuh

ILUSTRASI. Kondisi wanita hamil yang tewas di Kelapa Gading Ditemukan dengan kondisi mulut berbusa.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Korban pembunuhan pasti salah langkah. Nurul Azmi, 36, niat cerai dari Reza Maulana, 39, lalu pergi dari rumah mertua (dan suami) di Bogor menuju rumah ortu di Bekasi. Dua hari. Ternyata Reza menjemput, memaksa Nurul pulang. Lalu, Nurul dibunuh. Langkah kecil pulang menuju kematian.

NAMUN tentu, sebelum terjadi pembunuhan, calon korban tidak tahu bahwa dia salah langkah, dan berakhir dibunuh. Sebab, tidak semua orang yang salah langkah bakal dibunuh. Sebab, kematian adalah misteri bagi yang hidup.

Drama rumah tangga nyata itu dialami Reza dan Nurul. Mereka sudah tujuh tahun menikah. Punya satu anak balita. Mereka masih tinggal di rumah ortu Reza di Jalan Johar Cimanggu, Bogor.

BACA JUGA: Pembunuhan Sadis di Extended Family

Reza bekerja di perusahaan jasa pengiriman paket, di bagian gudang di Bogor. Belum bisa beli atau mengontrak rumah sendiri. Karena itu, Reza sekeluarga tinggal seatap dengan Ahmadi dan Enung, ayah-ibu Reza. Ahmadi-Enung tidur di kamar depan, Reza-Nurul-anak tidur di kamar belakang.

Model begitu dalam sosiologi disebut extended family (keluarga besar). Berkebalikan dengan nuclear family atau rumah dihuni suami, istri, anak. Model begitu banyak terjadi di Indonesia. Bahkan, di negara-negara maju, antara lain, di Inggris, akibat mahalnya harga rumah bagi keluarga muda.

Model extended family tidak semua buruk. Bukan jadi biang cekcok, apalagi pembunuhan. Banyak extended family yang justru banyak membantu kehidupan anak-menantu. Orang tua atau mertua bisa memberikan banyak nasihat. Kelemahannya, si anak yang sudah dewasa merasa masih jadi anak.

BACA JUGA: Alibi di Pembunuhan Indriana

Intinya, keluarga muda Reza-Nurul tidak harmonis. Sering cekcok. Terakhir, Minggu, 24 Maret 2024, Nurul menelepon kakak laki-lakinya, NF, minta dijemput hendak pulang ke rumah ibunda di Bekasi. Esoknya, Senin, 25 Maret 2024, NF menjemput Nurul. Pulang ke rumah ibunyi.

Istri yang pulang ke rumah ortu, meninggalkan suami, pasti sudah konflik rumah tangga berat. Bahkan, Nurul sudah mengatakan ke Reza, akan menggugat cerai. Untuk sementara, Nurul akan merenungkan dulu keputusan itu di rumah ibunda.

Rabu, 27 Maret 2024, Reza menjemput Nurul. Sebaliknya, Nurul ogah dijemput pulang. Terjadi cekcok lagi. Dilerai ibunda Nurul. Ibunda meminta agar Reza tidak memaksa Nurul pulang. Beri waktu Nurul untuk berpikir tentang kelanjutan rumah tangga. Namun, Reza memaksa menjemput Nurul. Dan, itu memang hak Reza yang masih berstatus suami.

BACA JUGA: Cegah Pembunuhan Karakter di Era Digital

NF: ”Waktu itu ibu saya cuma minta kepada Reza agar Nurul diberi waktu berpikir. Jangan dipaksa-paksa, nanti tidak baik. Sebaliknya, Reza berjanji memulangkan Nurul (kembali ke rumah ibunda) pada Kamis (28 Maret 2024). Ternyata Kamis adalah peristiwa pembunuhan adik saya, dibunuh Reza.”

NF cerita begitu kepada wartawan. Saat ia cerita, tampak wajahnya geram. Tapi, Reza sudah ditahan di Polresta Bogor Kota sebagai tersangka pembunuhan dan KDRT. Ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait