Alibi di Pembunuhan Indriana

Alibi di Pembunuhan Indriana

Ilustrasi. Devara, eks kader partai Garuda kalap dengan cinta buta terhadap Didot, hingga tega membunuh Indri, mantan kekasihnya-Istimewa-

Terungkap, tersangka Didot Alfiansyah dan Devara Putri Prananda membikin alibi cerdik saat membunuh Indriana Dewi Eka Saputri. Pada beberapa menit setelah pembunuhan Selasa, 20 Februari 2024, Devara menyamar jadi tukang ojek. Dia mengirim makanan ke ortu Indriana seolah kiriman Indriana. Supaya ortu tidak mencari.

MAYAT Indriana lalu dibawa mobil, keliling Jawa Barat, selama empat hari. Akhirnya jenazah itu dibuang di pinggir tebing Jalan Raya Banjar–Cimaragas, tikungan Batu Gagah, Banjar, Jawa Barat, Minggu, 25 Februari 2024.

Setelah mayat Indriana ditemukan dan polisi masih menyelidiki identitas mayat, saat itulah Didot yang memegang HP korban mengirimkan chat WA kepada kakak Indriana, Rony. Isi chat, Indriana baik-baik saja. Untuk mengelabui pihak keluarga Indriana yang sudah lima hari menghilang.

BACA JUGA: Perempuan Cemburu, Eksekusi Mati

Itu semua terungkap di rekonstruksi pembunuhan Indriana yang digelar Polda Jabar Kamis, 7 Maret 2024.

Direktur Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Surawan kepada wartawan menjelaskan perincian rekonstruksi, begini:

”Jadi, pada rekonstruksi tadi, setelah korban dieksekusi, tersangka DA (Didot Alfiansyah) masuk ke mobil (tempat Indriana dicekik dengan sabuk oleh pembunuh bayaran, M. Reza). Kemudian, DA (di Bogor) memberikan kode kepada Devara (di Jakarta) melalui pesan WA yang isinya hanya ’Done’.”

BACA JUGA: Saya Mau Dia Mati

Dilanjut: ”Kemudian, kode itu ditanggapi oleh Devara dengan mengantarkan makanan kepada orang tua korban di Jakarta, yang itu seolah-olah kiriman dari korban. Devara menyamar jadi tukang ojek pengirim makanan.”

Dilanjut: ”Korban tidak memesan makanan, namun itu atas kesepakatan para tersangka dalam perencanaan, ’Nanti kalau ada pesan WhatsApp isinya ’Done’, artinya korban sudah meninggal dunia’ sehingga tersangka Devara berpura-pura pura antar makanan seolah-olah korban memesan makanan untuk orang tua.” 

Kombes Surawan menafsirkan, tersangka mengirim makanan kepada orang tua korban merupakan bagian dari skenario pembunuhan berencana. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kecurigaan orang tua korban karena Indriana tidak pulang malam itu.

Kiriman makanan itu cocok dengan pengakuan ayah Indriana, Mohammad Roi, 64. Ia kepada wartawan mengatakan, Indriana biasanya diantar dan dijemput ibunda setiap berangkat dan pulang kerja.

Roi: ”Pada Selasa pagi, 20 Februari 2024, Indriana bekerja diantar ibunda. Malamnya Indriana ngirim makanan ke sini via ojek online. Habis ngirim makanan, udah terus nggak pulang-pulang.”

Selanjutnya, jenazah Indriana ditemukan warga pesepeda di lokasi tersebut. Setelah itu, tersangka Didot yang memegang HP Indriana mengirim WA ke kakak Indriana, isinya bahwa Indriana baik-baik saja. ”Ya, Indriana kirim ke WA ke saya,” ujar Rony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: