Mengatasi Toxic Work Culture

Mengatasi Toxic Work Culture

ILUSTRASI mengatasi toxic work culture. Racun di tempat kerja harus segera diatasi agar kenyamanan tercipta. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Norma sosial sebagai rujukan karyawan baik sebagai individu maupun tim atau unit kerja. Norma sosial membentuk subkultur bagi setiap departemen yang menjunjung tinggi etika dan aturan sosial. Subkultur individu, tim, dan departemen merupakan elemen budaya perusahaan.

Faktor kepemimpinan dan norma sosial saling terkait. Pimpinan dapat memperkuat atau bahkan melemahkan norma melalui serangkaian tindakan yang dilakukan. Norma sosial memengaruhi kebijakan pimpinan. Norma sosial dan kepemimpinan sebagai faktor pendorong perubahan organisasi.

Sementara itu, rancangan kerja berupa beban kerja dan tuntutan pekerjaan yang saling bertentangan secara konsisten mampu memprediksi kemungkinan munculnya toxic dalam pekerjaan.

Karena itu, kepemimpinan, norma sosial, dan rancangan pekerjaan sebagai faktor penentu sudah saatnya menjadi perhatian utama pimpinan dalam mengatasi masalah toxic work culture.

Bulan suci Ramadan tahun 2024 ini adalah momentum bagi pimpinan yang didukung seluruh staf untuk membangun suasana kerja lebih nyaman. Suasana Ramadan lebih akrab. Pimpinan membina saling pengertian guna membangun budaya yang mengedepankan respek atau rasa hormat. (*)

 


Isnaini Rodiyah, dosen di Jurusan Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo-Dok Pribadi- 


Jusuf Irianto, wakil dekan dan guru besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga-Humas Unair-

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: