Suami yang Kontrol Koersif
ILUSTRASI suami yang kontrol koersif cenderung mendominasi rumah tangga sehingga rawan terjadi kekerasan dalam rumah tangga.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Pria jenis itu melakukan kontrol berlebihan, manipulasi, dan penindasan terhadap pasangan perempuan. Bentuk penindasan beragam. Intinya, mengatur ketat pasangannya. Melarang berbagai hal, yang pada pokoknya menunjukkan bahwa pria itulah pemegang kontrol dalam keluarga.
Pria jenis itu, secara tidak sadar, mengalami gangguan jiwa. Penyebabnya, rasa rendah diri. Bisa karena pendidikan rendah, kecerdasan rendah, atau penghasilan rendah sehingga kurang mencukupi kebutuhan keluarga. Karena kurang mencukupi kebutuhan finansial keluarga, ia takut ditinggalkan istri. Akibatnya, ia mengidap kontrol koersif.
Pria dengan kontrol koersif tidak selalu melakukan kekerasan fisik terhadap pasangan. Tapi, jika tahu akan ditinggalkan pasangan, ia bisa membunuh sebelum pasangan perempuannya kabur. Sebab, ia merasa menguasai sepenuhnya perempuan yang jadi pasangannya. Ia menganggap bahwa perempuan itu miliknya (karena status istrinya), bukan milik Allah.
The Conversation menyebutkan, laki-laki membunuh istri ketika hilangnya kendali atas wilayah-wilayah tersebut. Jelasnya, si laki-laki merasa kehilangan kendali atas pasangannya.
Dari uraian The Conversation dan Psychology Today, jelas bahwa laki-laki model itu sangat egois, tapi tidak punya rasa percaya diri. Tidak pede, bahwa seumpama ditinggal kabur pasangannya, ia bakal mendapatkan pengganti perempuan lain. Maka, ia suka melakukan KDRT. Terhadap istri dan anak.
Itu terbukti pada pengakuan Hengki kepada polisi. Ia mengaku membunuh Jumiati karena cemburu. Ia juga mengakui menyiksa anak gadisnya, VI. Semoga Anda bukan pria jenis itu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: