Tanggapi Isu Calon Dokter Spesialis Depresi, IDI Komentar soal Gaji

Tanggapi Isu Calon Dokter Spesialis Depresi, IDI Komentar soal Gaji

Ketua Umum PB IDI dr. Adib Khumaidi mengungkapkan beberapa hal yang menurutnya bisa menjadi pemicu dari banyaknya PPDS yang alami depresi. --iStock

HARIAN DISWAY - Mengikuti hasil skrining yang diberikan Kemenkes, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berikan tanggapan tentang masalah depresi PPDS

PB IDI mengatakan perlu untuk melakukan tindak lanjut setelah hasil skrining tersebut untuk mengetahui penyebab dari depresi yang dialami PPDS. 

Dalam konferensi pers pada Jumat, 19 April 2024 kemarin, Ketua Umum PB IDI dr. Adib Khumaidi mengungkapkan beberapa hal yang menurutnya bisa menjadi pemicu dari banyaknya PPDS yang alami depresi.

BACA JUGA: Data Kemenkes: 22,4 Persen Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Paling Banyak Dari Spesialis Anak

Salah satu penyebabnya adalah jam kerja yang overwork. Dr. Adib mengatakan bahwa belum ada waktu yang ideal secara resmi yang ditetapkan oleh pemerintah. Masalah tersebut harus segera ditangani supaya tidak berpengaruh dalam penanganan pasien.

“Jam kerja yang terlalu tinggi menyebabkan waktu istirahat, makan, rehat, dan tidur yang kurang. Sehingga menurunkan daya tahan tubuh dan keselamatan pasien berkurang,” ungkap dr. Adib.

Selain jam kerja yang belum ada regulasi pastinya, faktor lain yang bisa menjadi penyebab depresinya adalah masalah insentif atau gaji selama bekerja. 

BACA JUGA: Banyak PPDS Alami Depresi, Jam Kerja Jadi Salah Satu Pemicunya

Indonesia menjadi satu-satunya negara yang tidak memberikan insentif kepada PPDS selama bekerja. Karena kebanyakan para PPDS sudah memiliki keluarga, masalah keuangan dan tanggung jawab di luar praktik bisa menjadi pemicu depresi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Junior Doctors Indonesia dr. Tommy Dharmawan menyatakan perlunya ada regulasi gaji untuk para PPDS selama bekerja. 

“Padahal dalam UU Pendidikan Dokter, pemerintah wajib memberikan gaji pada PPDS. Tidak diberi gaji dapat menjadi sumber depresi karena butuh untuk memenuhi kehidupan sehari-hari,” ujar dr. Tommy.

BACA JUGA: Ribuan Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Begini Tanggapan Ahli

Hal tersebut juga dapat menjadi sarana bullying senior terhadap juniornya. Contohnya seperti minta dibelikan makan dan kebutuhan lainnya. 

Isu depresi seperti ini tentunya juga menjadi pembahasan di luar negeri, melihat beban kerja yang berat oleh sebab itu, PPDS juga perlu diberikan gaji selama bekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: seminar media ikatan dokter indonesia