Drama di Sidang Syahrul Yasin Limpo

Drama di Sidang Syahrul Yasin Limpo

ILUSTRASI Persidangan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.- Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

”Jam tangan.”

”Seharga berapa itu pengetahuan Saudara?”

”Sekitar Rp 100 juta. Saya dapat informasi itu dari staf rumah tangga.”

”Jam itu dari siapa?”

”Bapak.”

”Maksud Saudara, dari terdakwa?”

”Betul, Pak.”

Dari situ kesaksian Panji terus melebar, sampai yang terkait dengan mantan Ketua KPK Firli Bahuri (tersangka pemeras Syahrul Yasin Limpo).

Dari kesaksian itu pula terungkap bahwa begitu maraknya korupsi di kasus tersebut. Uang korupsi bertebaran ke mana-mana, dari anak buah Syahrul yang mengambil uang dari anggaran negara untuk disetorkan ke terdakwa. 

Lalu, terdakwa juga diperas para petinggi negara lainnya. Uang negara dicolong beramai-ramai.

Ada satu hal yang membuat sidang itu spesial. Yakni, ucapan terdakwa Syahrul kepada Panji. Tepatnya, Syahrul mengingatkan ke Panji, bahwa itu sidang di dunia. Kelak masih ada sidang di akhirat.

Dari pernyataan Syahrul itu, terkesan bahwa kesaksian Panji tidak benar. Sebab, Syahrul mengingatkan kelak ada sidang di akhirat. Yang berarti itu terkait keyakinan orang beragama.

Perkataan terdakwa itu taruhan keras. Antara ia bertindak benar, dengan ia melakukan tindak korupsi, mencuri uang negara. Taruhan dalam arti positif. Sebab, ia memasukkan unsur keyakinan orang beragama. Suatu pertaruhan yang sangat berani.

Pertaruhan itu akan kelihatan hasilnya dari vonis hakim, kelak. Apakah Syahrul korupsi atau tidak. Hakim yang menentukan. Sebab, hakim adalah wakil Allah di bumi, dalam menjalankan fungsi penegakan hukum. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: