BMKG Paparkan Sebab Gempa Beruntun di Laut Banda Utara, Minta Masyarakat Waspada
Peta sebaran epicenter gempabumi tektonik di Laut Banda Utara, Perairan Timur Sulawesi Tenggara (yang bertanda bintang merupakan sumber gempabumi dan yang bertanda garis merupakan sesar)--BMKG
HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan penjelasan mengenai aktivitas tektonik di Laut Banda Utara, Perairan timur Sulawesi Tenggara.
BMKG mencatat kejadian gempa bumi di wilayah Sulawesi Tenggara, sejak awal April hingga 20 April 2024, telah mencapai 66 kejadian.
Dari keseluruhan kejadian, terdapat serangkaian gempa bumi yang terjadi dalam waktu berdekatan di wilayah Laut Banda Utara, perairan timur Sulawesi Tenggara, atau tepatnya sebelah Utara Pulau Wawonii-Konawe Kepulauan.
Adapun besaran magnitudo gempa bumi di wilayah Laut Banda Utara berkisar antara M 2.2 hingga M 4.9, dengan dominasi kedalaman dangkal hingga menengah.
Rangkaian gempa bumi yang terjadi di Laut Banda Utara ini digolongkan sebagai gempa bumi tektonik, mengingat tidak terdapat aktivitas vulkanik pada sekitar wilayah tersebut.
Berdasarkan analisa BMKG, penyebab dari rawannya wilayah Laut Banda Utara akan gempa bumi adalah adanya Sesar Naik Tolo serta Sesar Mikro/Lokal di wilayah perairan.
BACA JUGA: Abu Vulkanik Gunung Ruang Bergerak ke Arah Barat, BMKG Imbau Otoritas Penerbangan Untuk Waspada
Kedua sesar ini terbentuk dari dua fenomena yang berbeda, yang mana Sesar Naik Tolo sendiri terbentuk akibat bertemunya kerak granitan dan kerak basalan.
Sedangkan sebaran Sesar Mikro/Lokal di wilayah perairan Laut Banda Utara terdeteksi atas adanya anomali nilai gravitasi yang tinggi pada wilayah tersebut.
Pihak BMKG memaparkan bahwa terdapat Sesar Naik Tolo dengan panjang sekitar 120 km di Laut banda Utara. Sesar ini memiliki mekanisme Reverse-slip dengan laju geser sebesar 2-16 mm per tahun.
BACA JUGA:BMKG Temukan Bibit Siklon Tropis Baru, Ungkap Lokasinya di Sekitar Laut Sawu
Sesar Naik Tolo memiliki potensi menimbulkan guncangan gempa tektonik dengan kemungkinan besaran magnitudo maksimum sebesar M 7.4.
Selain itu, BMKG-Stasiun Geofisika Kendari dan UPT BMKG lingkup Pusat Gempabumi Regional IV mencatat bahwa aktivitas gempa bumi tektonik di wilayah Laut Banda Utara ini juga dipengaruhi oleh sebaran sensor seismik yang semakin rapat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bmkg