BMKG Temukan Bibit Siklon Tropis Baru, Ungkap Lokasinya di Sekitar Laut Sawu

BMKG Temukan Bibit Siklon Tropis Baru, Ungkap Lokasinya di Sekitar Laut Sawu

Kemunculan Bibit Siklon Tropis 96S (yang bertanda L) di sekitar Laut Sawu (10.2oLS 121.0oBT) pada 4 April 2024 kemarin. --TCWC

HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan temuan Bibit Siklon Tropis 96S yang berada di sekitar Laut Sawu (10.2oLS 121.0oBT) pada 4 April 2024 kemarin. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa kemunculan bibit siklon tropis ini dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem. Ia berpesan agar seluruh masyarakat, terutama para pemudik, untuk lebih berhati hati selama beberapa hari kedepan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menginformasikan bahwa temuan Bibit Siklon Tropis 96S teridentifikasi berpotensi menguat secara perlahan dalam beberapa hari kedepan. 

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Selama Mudik Lebaran, BMKG Minta Pemudik Waspada

Menurut identifikasi, Guswanto mengatakan bahwa Bibit siklon Tropis 96S memiliki kisaran kecepatan angin maksimum sebesar 1007 mb, dengan pergerakan yang mengarah ke barat daya hingga selatan dan menjauhi perairan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Sistem Bibit Siklon 96S tersebut cenderung memiliki peluang RENDAH menjadi siklon tropis di sekitar perairan NTT untuk 24 jam kedepan,” terangnya.

Namun, lanjut Guswanto, dalam periode 2 hingga 3 hari kedepan, Bibit Siklon Tropis 96S diprediksikan mengalami peningkatan peluang dari RENDAH menjadi SEDANG hingga TINGGI. 

BACA JUGA: BMKG Buat Layanan Modifikasi Cuaca Standby On Call dan Posko BMKG di 38 Provinsi Selama Mudik Lebaran 2024

Pada saat terjadi peningkatan peluang tersebut, Bibit Siklon Tropis 96S diprediksikan sudah berada di sekitar Samudera Hindia sebelah selatan NTT.

Diungkapkan Guswanto, sistem Bibit Siklon Tropis 96S yang berada di sekitar wilayah NTT tersebut dapat mengakibatkan hujan hingga angin kencang di wilayah Indonesia. Selain itu, suhu hangat muka air laut juga dapat mendorong pertumbuhan awan hujan.

Ditambah lagi, selama beberapa hari kedepan Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatoria juga akan mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia. 

BACA JUGA: Puncak Musim Kemarau Indonesia Jatuh di Bulan Juli dan Agustus, BMKG Paparkan Analisanya

Meski demikian, BMKG menghimbau agar masyarakat tidak panik dan tetap mewaspadai kemungkinan potensi cuaca ekstrem, serta aktif melakukan pemantauan cuaca melalui aplikasi infoBMKG. (Hayu Anindya Azzahra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bmkg