Fenomena Krismuha dan Harmoni Sosial di Bumi Cenderawasih
ILUSTRASI fenomena krismuha dan harmoni sosial di Papua yang berjuluk Bumi Cenderawasih. Di sana banyak lembaga pendidikan Muhammadiyah yang menampung siswa Kristen dan Katolik. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
MEWUJUDKAN HARMONI SOSIAL
Bukan hanya siswa, pendidik nonmuslim dan warga asli Bumi Cenderawasih juga diberi kesempatan mengajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Dengan cara itu, Muhammadiyah sejatinya telah mengajarkan harmoni sosial.
Dalam konteks sekarang, dapat dikatakan bahwa Muhammadiyah telah mempraktikkan nilai-nilai pluralisme dan multikulturalisme. Muhammadiyah mengajarkan cara hidup bersama di tengah kemajemukan. Tidak sekadar dengan kata-kata dan retorika, tetapi melalui tindakan konkret.
Peserta didik nonmuslim tidak perlu khawatir dipaksa pindah agama setelah menuntaskan pendidikan di Muhammadiyah. Mereka yang belajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai kristiani akan tetap menjadi pemeluk Kristen ketika lulus.
Karena itulah, Muhammadiyah menyerahkan pendidikan agama peserta didik yang beragama Kristen untuk dididik guru-guru kristiani. Muhammadiyah benar-benar ingin mengimplementasikan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003.
UU Sisdiknas mengamanatkan agar dalam pembelajaran agama peserta didik dididik oleh guru yang seagama.
Dengan menerima siapa pun yang datang tanpa melihat perbedaan etnis, budaya, dan agama, tidak mengherankan jika ada banyak alumnus sekolah dan universitas Muhammadiyah di Bumi Cenderawasih yang menjadi pendeta, romo, pastur, biarawati, dan pelayan gereja.
Karena itu, tidak mengherankan jika sejumlah pejabat pemerintah mengakui jasa besar Muhammadiyah bagi pendidikan warga Papua dan Papua Barat. Sebagian mereka juga merasa beruntung pernah mengenyam pendidikan di Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Kristen meski alumni sekolah atau perguruan tinggi Muhammadiyah.
Dalam suasana kehidupan masyarakat di Bumi Cenderawasih yang masih sering dilanda konflik sosial, rasanya Muhammadiyah penting hadir untuk ikut menormalkan keadaan. Bersama pemerintah, aparat keamanan, dan elemen masyarakat lainnya, Muhammadiyah dapat berperan aktif mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.
Melalui jaringan alumni sekolah dan perguruan tinggi yang berdiaspora di sejumlah instansi dan gereja, Muhammadiyah dapat mengajak mereka, termasuk varian Krismuha, untuk mendinginkan suasana sehingga terwujud harmoni sosial di Bumi Cenderawasih. (*)
BIYANTO, guru besar UIN Sunan Ampel dan sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur-Dok Pribadi-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: