Cheng Yu Pilihan Founder & CEO Inspira Group Satia Pradana: Ji Suo Bu Yu, Wu Shi Yu Ren

ADA komik pendek yang baru-baru ini viral di media sosial, utamanya Facebook. Banyak yang berkomentar pengin nangis tapi juga pengin ketawa. Ceritanya kira-kira begini:

Dua pasang kakak-beradik jadi pemulung sampah. Si adik bilang, "Kak, aku ingin makan es krim," saat mereka sedang memulung sampah dan matahari sedang terik-teriknya. "Sabar, ya, Dik. Nanti kakak beliin kalau sudah ada uang," jawab si kakak. 

Tanpa dinyana, di tumpukan sampah, mereka menemukan dompet. Banyak sekali uang di dalamnya. "Bisa beli macam-macam ini, Kak," kata si adik.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Perancang Busana Anne Avantie: Tian Dao Wu Qin, Chang Yu Shan Ren

Kakaknya melarang adiknya untuk mengambil uang itu karena uang itu bukan miliknya. "Kita harus cari dan kembalikan kepada yang punya," tegas si kakak.

Syahdan, ketemulah rumah si pemilik dompet. Rumahnya besar. Tipikal rumah orang kaya raya yang Anda sering jumpai di sinetron-sinetron TV. Dikembalikanlah dompet tadi kepada si empunya.

Dengan harapan mereka akan dapat imbalan atas kejujurannya. Lama mereka menunggu, dan nyatanya hanya dibalas terima kasih. Jelas mereka kecewa, dan memilih pamit pulang dengan langkah lesu.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Owner Podo Joyo Masyhur Teguh Kinarto: Er Ting Wei Xu, Yan Jian Wei Shi

Sejurus kemudian, dari dalam rumah, si pemilik dompet memanggil mereka –yang sudah di halaman depan– dengan setengah berteriak. Betapa senangnya mereka. Mereka pikir akan dikasih uang terima kasih yang kelupaan dikasih si empunya dompet.

Ternyata, hanya peringatan untuk jangan lupa mengunci gerbang. Makin lemaslah mereka. Setibanya di gerbang, si pemilik dompet memanggil mereka lagi.

"Kali ini pasti kita dikasih sangu!" pikir mereka. Rupanya tetap bukan. Adanya malah, "Karung kalian ketinggalan..." Mereka kesal. "Udah, ambil Ibu saja..." 

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Owner Kapal Api Soedomo Mergonoto: Shuo Zhe Wu Xin, Ting Zhe You Yi

Begitulah kehidupan. Ekspektasi acap tidak berbanding lurus dengan realita. Kebaikan belum tentu berbalas kebaikan. Sebab, egois agaknya memang merupakan sifat azali manusia.

Kebanyakan dari kita sepertinya lebih ingin senang dan menang sendiri. Tak acuh sekalipun orang lain menderita. Padahal, sebagai makhluk sosial, kita mesti berlaku sebaliknya.

Sumber: