Gelombang Panas Berkecamuk di Asia, BMKG Paparkan 3 Faktor Penyebabnya
Pengendara menunggu di lampu merah di bawah bayangan bangunan di tengah gelombang panas di Bangkok pada 19 April 2023.-Lillian SUWANRUMPHA-AFP
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Wilayah Benua Asia, utamanya pada bagian tenggara dan selatan, saat ini tengah diserang gelombang panas atau yang dikenal dengan heatwave.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membenarkan terjadinya fenomena ini melalui keterangan yang diberikan pada Senin, 6 Mei 2024.
"Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini.” jelas Dwikorita.
Melanjutkan penuturan Dwikorita, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Fachri Radjab menjelaskan mengenai fenomena gelombang panas yang terjadi di Vietnam dan Filipina.
Fachri menyebutkan bahwa suhu udara akibat gelombang panas di Vietnam mencapai angka 44°C, sementara gelombang panas yang terjadi di Filipina mengakibatkan sekolah-sekolah diliburkan sementara oleh pemerintah.
Menanggapi fenomena gelombang panas ini, Fachri menuturkan pengamatan serta dugaan dari pihak BMKG terkait faktor penyebab gelombang panas di wilayah Asia.
BACA JUGA:Bukan Gelombang Panas, Inilah Penyebab Udara Panas di Indonesia
Terdapat 3 faktor utama dari munculnya serangkaian gelombang panas ini, faktor pertama yakni adanya gerak semu matahari pada akhir April hingga awal Mei.
Pada periode ini matahari berada di atas lintang 10 derajat Lintang Utara, sehingga tepat menyinari wilayah-wilayah Asia. Posisi ini menyebabkan penyinaran matahari terasa sangat terik dan panas.
Kemudian faktor kedua, lanjut Fachri, adalah aomali iklim El Nino pada tahun 2023/2024. Hal ini dipaparkan berdasar pada data historis atas dampak terjadinya El Nino.
BACA JUGA:BMKG Ungkap Misteri Cuaca Panas dan Apa yang Terjadi di Indonesia
Data tersebut menunjukkan bahwa El Nino mengakibatkan wilayah Asia Tenggara mengalami anomali suhu hingga 2 derajat di atas suhu normal pada periode Maret-April-Mei.
Adapun faktor terakhir yakni pengaruh dari pemanasan global atau global warming yang menjadi masalah utama kenaikan suhu dari tahun ke tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bmkg