Kecelakaan Bus yang Kepalang Tanggung

Kecelakaan Bus yang Kepalang Tanggung

ILUSTRASI Kecelakaan bus putera fajar yang kepalang tanggung di Subang.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Sebelas tewas, yakni penumpang bus terdiri atas sembilan pelajar dan seorang guru, Suprayogi, 65. Ditambah seorang pria pemotor yang ditabrak bus. Posisi bus terbalik, ban di atas.

Sopir bus, Sadira, 50, cuma luka ringan, dirawat di RSUD Subang. Kepada wartawan, ia berkali-kali minta maaf kepada keluarga korban tewas. ”Saya mohon maaf kepada keluarga koran. Musibah ini tidak dikehendaki,” ujarnya.

Kepada polisi, Sadira mengatakan, rem bus blong. Rem itu sudah ia perbaiki bersama kernet saat istirahat di rumah makan dan sudah normal. Namun, mendadak blong lagi.

BACA JUGA: MTI Beberkan Faktor Penyebab Kecelakaan Bus dan Truk di Indonesia

Pernyataan Sadira kepada polisi itu berbeda dengan cerita Muslim, bahwa Sadira saat memperbaiki bus mengaku ada problem di temperatur mesin. Ternyata problem pada rem.

Dikisahkan Sadira kepada polisi, kondisi bus baik-baik saja saat berangkat dari Hotel Nalendra Cihampelas, Bandung. Di hotel itu para pelajar menginap semalam sejak tiba Jumat, 10 Mei 2024. Sewaktu berangkat hendak pulang, kata Sadira, kondisi bus normal.

Namun, menjelang senja, menjelang istirahat di Restoran Bang Jun, rem bermasalah. Tidak sampai blong, tapi kondisi rem bermasalah. Lalu, rem diperbaiki Sadira yang dibantu kernet. Sejam lebih. Di saat hari sudah gelap.

Setelah selesai diperbaiki, bus dicoba maju-mundur di area parkir restoran. Hasilnya oke. Maka, diputuskan bisa berangkat. Para penumpang naik, bus berangkat.

Pada jalan menurun tajam keluar dari pintu gerbang restoran, katanya, rem tidak ada masalah. Seandainya bermasalah, bus pasti terperosok di situ.

Selanjutnya, bus keluar ke jalan raya. Menurun tajam. Sopir memainkan kombinasi kopling gigi rendah dan rendah gas. Sopir memainkan engine break. Bukan rem. Sebab, lalu lintas ramai lancar.

Sekitar 300 meter dari restoran ada perempatan tanpa traffic light. Lalu lintas di perempatan agak sepi sehingga bus melaju melewati perempatan.

Sadira: ”Begitu melewati perempatan, di depan ada lima motor. Jalanan lurus menurun tajam. Saya kurangi kecepatan. Ditambah sedikit rem. Mendadak saya rasakan remnya blong.”

Di situlah Sadira panik. Ia sampaikan ke kernet di sebelahnya bahwa rem blong. Panik Sadira langsung menular ke kernet. Sementara itu, kondisi jalan menurun tajam, kelihatan lurus dan menurun sampai jauh. Dua orang panik tidak segera mengambil keputusan. Terbengong-bengong. 

Namun, kepanikan mereka tidak diketahui penumpang. Sebab, pada bagian depan bus itu ada pintu kaca yang membatasi antara area sopir dan penumpang.

Sadira: ”Sewaktu jarak antara bus dan lima motor di depan makin dekat, terpaksa saya banting setir ke kanan. Saya tahu di kanan, dari arah berlawanan, ada mobil Daihatsu Feroza diikuti dua motor di belakangnya. Daripada saya menabrak lima motor di depan, lebih baik saya menyenggol Feroza.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: