Kecelakaan Bus yang Kepalang Tanggung

Kecelakaan Bus yang Kepalang Tanggung

Klarifikasi Elnusa Petrofin Soal Insiden Laka Lantas Mobil Tangki (BBM) di Jalan Raden Puguh, Lombok Tengah-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Keputusan pun diambil Sadira. Feroza benar tersenggol, tapi motor di belakangnya terserempet sehingga penumpangnya terpental. Bus masih terus melaju. Arah kanan. 

Seketika Sadira melihat tiang listrik di pinggir kanan jalan. Lalu, badan bus disenggolkan ke tiang listrik. Braaaak

Ternyata mental. Bus terpental ke kiri kondisi miring, kemudian sangat miring, kemudian terlalu miring, akhirnya terguling, jatuh ke aspal, tetap melaju, terseret dengan puing-puing kaca berserakan. 

Bus berhenti dengan posisi terbalik, roda di atas. Roda masih berputar. Sepi sejenak. Disusul jeritan perempuan di pinggir jalan. Disusul teriak kesakitan dari arah dalam bus. Warga jongkok, melongok bagian dalam bus. Wajah penonton meringis miris. 

Beberapa jenak kemudian para lelaki berhamburan mendekati bus, menolong para penumpang yang terjepit. Ternyata ada penumpang pelajar perempuan yang tergencet badan bus. Entah bagaimana kok bisa begitu. Polisi tidak menjelaskan identitas perempuan yang langsung meninggal itu. Tapi, dia pelajar perempuan.

Sadira keluar sendiri dari badan bus. Juga kernetnya. Mereka cuma luka ringan. Lecet-lecet di kepala dan tangan.

Polisi melakukan olah TKP pada Minggu, 12 Mei 2024, mulai pukul 07.00 WIB, setelah bangkai bus dievakuasi pada dini hari. Penyidik polisi menyatakan tegas: Tidak ada bekas rem di aspal jalan pada jejak bus. 

Titik kejadian itu berjarak sekitar 700 meter dari Restoran bang Jun. Pada jalan menurun tajam dan lurus.

Berdasar pengakuan sopir, bisa dikalkulasi, ia tahu rem blong pada jarak 300 meter dari Restoran Bang Jun. Setelah itu, sopir dan kernet panik. Akhirnya sekitar 400 meter setelah diketahui rem blong, mobil menyenggol tiang listrik dan terguling.

Setelah kecelakaan, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno berkomentar ke wartawan, bus yang kecelakaan itu ia ketahui sebagai bus sangat lama yang dimodifikasi.

Djoko: ”Saya ingat karena pelat nomornya AD 7524 OG. Itu nomor wilayah Wonogiri. Bus itu dulu digunakan untuk AKDP (angkutan kota dalam provinsi). Dipakai untuk trayek jurusan Solo–Wonogiri. Sampai tahun 2006 bus itu dijual, lalu dibeli perusahaan Putera Fajar.”

Jadi, bus itu sudah tua, pun pada tahun 2006. Lalu, direhab, diberi label bus pariwisata, dengan warna baru yang mencolok: Kombinasi silver, biru, kuning. 

Jadi, bus yang sudah sangat lama malang melintang di Jateng itu kepala tanggung kalau tidak dipakai lagi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: