Naik Haji Bersama Mabruro (1): Tangis Haru Iringi Keberangkatan Bus Menuju Bandara
TANGIS seorang jamaah haji Mabruro dari balik jendela bus saat hendak berangkat menuju Terminal 1 Bandara Juanda, kemarin.-Boy Slamet/Harian Disway -
Kloter terakhir jamaah haji reguler asal Indonesia sudah berada di Mekkah sejak Sabtu, 1 Juni 2024. Kini, giliran jamaah haji khusus yang berangkat dari Tanah Air. Termasuk 109 jamaah haji khusus Mabruro Tour & Travel dari Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, pada Selasa, 4 Juni 2024. Tentu, para jamaah mendapat fasilitas yang baik selama perjalanan dan menunaikan ibadah.
—------------
MASJID At-Taqwa Bandara Internasional Juanda sudah penuh mulai pukul 12.30 siang, kemarin. Setiap jamaah yang datang langsung mendapat sejumlah alat pengenal identitas. Seperti id card dan gelang haji dari Kementerian Agama.
Para jamaah lelaki berseragam batik biru, lengkap dengan kopiah hitam. Yang perempuan mengenakan gamis dan jilbab serbabiru. Mereka memenuhi bagian dalam masjid.
Pihak keluarga pun menunggu di beranda. Makin lama, makin banyak jamaah yang datang diantar keluarga. Pemandangannya nyaris sama. Mereka berpelukan dengan anggota keluarga. Sesekali juga foto bersama.
BACA JUGA:Umrah Bersama Mabruro (11-habis): Wabup Sidoarjo disambut Gus Kampung
Tangis Iwan pecah. Tak kuasa menahan haru karena bakal berpisah cukup lama dengan keluarga. “Jadilah lelaki yang tangguh seperti bapak yo, le,” katanya sambil sesenggukan memeluk dan menepuk-nepuk punggung putranya di beranda masjid.
Ibadah haji memang bukan kali pertama bagi pemilik nama Purnawan Wibisono itu. Ia sang istri, Retno Damayanti, naik haji secara reguler pada 2011. Bahkan lengkap dengan bapaknya.
Tetapi, tentu saja ibadah haji merupakan perjalanan spiritual yang amat personal. Perasaan Iwan sangat berbeda ketimbang saat naik haji kali pertama. Sebab, ia juga punya agenda khusus. Yakni berziarah ke makam bapaknya di tanah suci.
PELUKAN perpisahan Purnawan Wibisono dan sang istri dengan kedua anaknya di beranda Masjid At-Taqwa-Boy Slamet/Harian Disway -
“Bapak meninggal saat naik haji pertama. Jare kanjeng nabi, perlu nyekar nang wong tuo,” ungkap lelaki asal Blitar itu. Barangkali, wafatnya sang bapak juga menyimpan sejuta hikmah. Salah satunya, Iwan dan sang istri mendapat panggilan kembali ke Rumah Allah melalui jalur haji khusus.
BACA JUGA:Umrah Bersama Mabruro (10): Tawaf Wada dan Tur Jeddah Jadi Agenda Terakhir
Iwan pun mempercayakan perjalanan ibadah haji khususnya kali ini kepada Mabruro. Sebab, ia mendapat rekomendasi dari beberapa pihak yang terpercaya. Bahwa Mabruro memang tak pernah mengecewakan.
Setelah berlama-lama dengan keluarga, para jamaah diminta segera memasuki masjid. Ada sesi khusus untuk persiapan. Dibuka dengan tilawah yang dibawakan begitu merdu oleh Ustaz Abdul Ghofur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: