Laporan Haji 2024 (32): Menyongsong Fajar di Gua Hira, di Puncak Jabal Nur

Laporan Haji 2024 (32): Menyongsong Fajar di Gua Hira, di Puncak Jabal Nur

Peziarah berada di mulut Gua Hira, Makkah. -Tomy Gutomo-Media Center Haji

BACA JUGA:Laporan Haji 2024 (24): Masjid Qiblatain, Saksi Bisu Perubahan Arah Kiblat

BACA JUGA:Laporan Haji 2024 (23): Sibuknya Petugas Haji Seksi Khusus Masjid Nabawi

Usai salat di Gua Hira, jamaah menciumi baru hitam prismatik yang menjadi dinding ceruk. Batu hitam itu pun nampak mengkilat. Batu-batu hitam berbilah ramping berbentuk berlian pada penampang melintang itu memang saksi bisu ketika Nabi SAW menerima wahyu. Tim MCH salat sunnah syuruq bergantian di Gua Hira.

"Bacalah!" dan cahaya firman pun berpendar ke seluruh semesta. Hira berarti berlian. Dia bertengger di puncak Jabal Nur (Gunung Cahaya). "Permata yang memancarkan cahaya wahyu Alquran terhadap semesta alam sepanjang zaman," kata Aswadi Syuhada, guru besar Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya yang menjadi pembimbing ibadah jamaah haji Indonesia. 

Turun dari Gu Hira terasa lebih cepat. Hanya perlu waktu 30-45 menit. Kalau dilihat dari smart watch, jarak dari pos 1 ke Gua Hira sekitar 2,5 km. Bukitnya yang berbentuk seperti punuk unta itu tingginya 200 meter.   

Setelah selesai mengunjungi Gua Hira, pengunjung bisa beristirahat di kafe-kafe yang ada di area Taman Gua Gira. Ada berbagai jenis makanan termasuk Bakso Onta yang cukup laris. Ada juga toko-toko souvenir di kompleks taman tersebut. 

Bagi yang ingin ke Gua Hira, disarankan berangkat dini hari. Juga membawa bekal air minum yang cukup.  "Tidak terbayang perjuangan Nabi SAW ke Gua Hira. Saya sampai bersimbah peluh. Harus beristirahat beberapa kali," kata Heri, jamaah haji asal Riau. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: