Distrust di Pati Bikin Burhanis Tewas

Distrust di Pati Bikin Burhanis Tewas

ILUSTRASI distrust alias ketidakpercayaan di Pati bikin Burhanis tewas.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Public distrust to police tidak cuma terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat (AS) pun begitu.

Dikutip dari Psychology Today, 28 April 2023, berjudul Do We Trust the Police?, diulas tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja polisi, terutama respons polisi terhadap laporan kejahatan dari masyarakat.

Disebutkan, kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap kepolisian sangat penting bagi penegakan hukum untuk menjaga kewenangan polisi menegakkan ketertiban umum. Tanpa kepercayaan, masyarakat cenderung tidak melaporkan kejahatan kepada polisi atau tidak mau bekerja sama dalam penyelidikan. Ketidakpercayaan terhadap polisi dapat menyebabkan keresahan sosial dan perasaan ketidakadilan. 

Di AS, kasus terbunuhnya George Floyd oleh polisi memicu respons global yang mengarah pada diskusi luas mengenai ketidaksetaraan rasial yang ada dan penggunaan kekerasan yang tidak proporsional oleh polisi terhadap orang kulit hitam.

Psychology Today mengutip data dari  The Global Law and Order Report, AS, bahwa penurunan terbesar kepercayaan masyarakat terhadap polisi baru-baru ini terjadi di AS, dengan tingkat kepercayaan yang turun dari 82 persen pada 2020 menjadi 74 persen pada 2022. Itu menyusul beberapa penembakan polisi yang melibatkan pejabat tinggi.

Kepercayaan terhadap kepolisian juga menurun di Inggris. Psychology Today mengutip data dari Crime Survey for England and Wales (CSEW). Bahwa, jumlah orang dewasa yang melaporkan memiliki kepercayaan terhadap kepolisian setempat turun dari 78 persen pada 2017/2018 menjadi 69 persen pada 2021/2022. 

Juga, kelompok penelitian More in Common di Inggris melaporkan bahwa 68 persen orang dewasa di Inggris merasa polisi sudah menyerah dalam menyelidiki kejahatan seperti pencurian dan perampokan dan 41 persen merasa polisi lebih tertarik untuk ”terjaga” daripada menyelesaikan kejahatan.

The Global Trustworthiness Index  membandingkan persepsi global mengenai kepercayaan terhadap polisi di 26 negara. Pada 2021 hingga 2022, tingkat kepercayaan terhadap polisi turun dari 53 persen menjadi 41 persen di Amerika Serikat.

Dilanjut, turun dari 48 persen menjadi 44 persen di Inggris. Namun, tingkat kepercayaan di kedua negara tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata global yang 37 persen.

Pada 2022, tingkat kepercayaan terhadap polisi tertinggi terjadi di Belanda (58 persen) dan Denmark (58 persen) dan terendah di Meksiko (13 persen) dan Afrika Selatan (16 persen).

Hebatnya, Polri tidak tinggal diam atas kasus tewasnya Burhanis. Sampai Minggu, 16 Juni 2024, sudah sepuluh orang tersangka ditangkap atas kejadian itu. Para tersangka adalah yang diduga menganiaya Burhanis dan tiga temannya dari Jakarta. Tiga teman itu terluka parah dan dirawat di rumah sakit. 

Dari sepuluh tersangka itu, yang terkejam adalah Aris Gunawan, 35, yang menguasai mobil Honda Mobilio milik perusahaan rental Burhanis. Mobil itu terparkir di halaman depan rumah Aris saat Burhanis membuka pintunya dengan kunci cadangan, lalu menghidupkan mesin dan membawanya, hendak dibawa pulang ke Jakarta. Namun, dihentikan massa.

Berdasar penyidikan polisi, saat kejadian, Aris memukuli Burhanis sampai parah. Setelah Burhanis pingsan tergeletak di tanah, Aris membawa (nyetir) motor, lalu melindas tubuh Burhanis. Melindas tangan, perut, dada, bahu. Diduga, remuklah tulang belulang itu.

Polisi belum menjelaskan kepada wartawan, apa hubungan antara Aris Gunawan dan penyewa mobil itu yang oleh polisi disebutkan berinisial RK. Belum terjelaskan. 

Sebab, polisi masih terus menyelidiki lebih dalam, tentang dugaan bahwa wilayah Pati sebagai pusat penadah mobil curian dari berbagai kota. Dengan demikian, reaksi masyarakat yang mengeroyok Burhanis diduga sebagai perlindungan terhadap kejahatan. Dari situ perkara melebar meluas. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: