Naik Haji Bersama Mabruro (19): Ziarah, Belanja Parfum, dan Naik Kereta Gantung di Kota Thaif

Naik Haji Bersama Mabruro (19): Ziarah, Belanja Parfum, dan Naik Kereta Gantung di Kota Thaif

Gerbang Makam Abdullah bin Abbas menjadi latar foto bagi para jamaah haji khusus Mabruro pada Sabtu siang, 22 Juni 2024.-Mabruro for Harian Disway-

Tetapi, tidak ada kata putus asa dalam kamus Rasulullah. Beliau menyandarkan semua kenyataan hanya pada Allah SWT semata. Begitu pula yang seharusnya diterapkan kepada seluruh muslim di dunia.

Para jamaah pun mengabadikan momen ziarah itu dengan berfoto bersama. Khususnya di gerbang makam Abdullah bin Abbas. Semuanya kompak mengenakan pakaian hitam dan biru dari Mabruro.

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (12): Tenda Istimewa, Jamaah Sehat, Wukuf Pun Khidmat

Sebetulnya, Misbach ingin mengajak mereka lanjut ke Masjid Kuk. Lokasinya tak jauh. Di sana, para jamaah bisa tahu sejarah perjuangan yang lain dari Rasulullah. “Dulu, di situ, ada batu yang membekas siku tangan kanjeng nabi,” jelasnya.

Kala itu, Rasulullah istirahat dan bersandar di batu tersebut. Namun, tiba-tiba dari atas ada warga Thaif yang menggelindingkan batu besar. Rasulullah selamat berkat bantuan Malaikat Jibril.

“Batunya sudah nggak ada, diambil sama Pemerintah Arab Saudi. Khawatir dikultuskan. Masjidnya pun tidak lagi dibuka,” tutur Misbach. Para jamaah haji khusus Mabruro urung diajak ke sana. Dan melanjutkan agenda berikutnya yakni ke pabrik parfum tersohor di Kota Thaif.


Kereta gantung yang dinaiki para jamaah haji khusus Mabruro di Al Hada, Kota Thaif.-Mabruro for Harian Disway-

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (10): Gelar Istighosah, Fokus Persiapan untuk Armuzna

Tepatnya tempat penyulingan bunga mawar dan juga pabrik turunannya. Tempatnya cukup besar. Para jamaah mendapat penjelasan tentang proses penyulingan mawar itu dari pemandu tur. 

Prosesnya cukup rumit. Bunga mawar dipanen kemudian dimasukkan bejana untuk direbus selama 9 jam. Dari 10 ribu bunga mawar hanya menghasilkan 9 ml sari. Mereka pun menyempatkan belanja. Harga paling murah mulai 10 Saudi Riyal.

Setelah cukup lelah, para jamaah diajak makan siang di Restoran Al Sa’ala. Menunya nasi mandhi kambing dan ayam. Satu nampan untuk lima orang. Baru kemudian pergi ke Al Hada untuk salat dzuhur.

“Di Al Hada, jamaah senang karena kami ajak naik kereta gantung,” jelas Misbach. Apalagi, jalur kereta gantung itu memang disejajarkan dengan jalur yang dilewati Rasulullah saat pergi dari Makkah ke Kota Thaif. Semua jamaah tertegun menyaksikan jejak perjuangan Rasulullah sekaligus panorama keindahan Kota Thaif. (/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: