Kolaborasi Internasional dan Untag: Membuka Lembaran Baru Makam Peneleh Surabaya

Kolaborasi Internasional dan Untag: Membuka Lembaran Baru Makam Peneleh Surabaya

Kunjungan pihak Begandring dengan Lembaga Belanda ke Makam Peneleh--

Proses revitalisasi ini bukan sekadar pemugaran fisik, tetapi juga upaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam Makam Peneleh.

Berbagai pihak turut andil dalam proyek ini, termasuk Begandring, sebuah komunitas pecinta sejarah di Surabaya, yang diwakili oleh Nanang Purwono dan Yayan Indrayana.

Mereka bekerja sama dengan TiMe Amsterdam, sebuah lembaga dari Belanda, yang diwakili oleh Max Meijer dan Petra Timmer.

Tak hanya itu, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) juga dilibatkan dalam proyek itu. Kampus tersebut akan menjadi tempat penelitian bagi para mahasiswanya, di mana mereka akan meneliti dan mengangkat nilai sejarah dari 8 makam yang dipilih secara acak.

Nanang Purwono, salah satu penggagas ide revitalisasi, mengungkapkan bahwa proyek ini bukan hanya tentang mempercantik makam, tetapi juga tentang merevitalisasi sejarah.

"Sejarah adalah fakta, tergantung bagaimana kita menyajikannya dan bagaimana orang akan melihat dan memahami perspektifnya," ujarnya.

Melalui revitalisasi ini, Nanang berharap agar Makam Peneleh dapat menjadi ruang publik yang edukatif dan inspiratif. Pengunjung tidak hanya diajak untuk mengenang masa lalu, tetapi juga memahami keragaman budaya dan sejarah yang terukir dalam setiap makam.

Pemilihan 8 makam secara acak dengan latar belakang sosial yang beragam menjadi salah satu poin penting dalam revitalisasi ini.

Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Surabaya memiliki sejarah yang kaya dan multikultural, di mana terdapat gubernur, jenderal, budayawan, fotografer, politisi, dan agamawan dari berbagai latar belakang yang dimakamkan di sana.


Kunjungan pihak Begandring dengan Lembaga Belanda ke Makam Peneleh--

Revitalisasi Makam Peneleh ini merupakan langkah penting dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya Kota Surabaya.

Dengan menggabungkan penelitian akademis, sentuhan kreatif, dan partisipasi masyarakat, proyek ini diharapkan dapat membuka gerbang baru bagi pemahaman dan apresiasi terhadap masa lampau, sekaligus menjadi warisan berharga bagi generasi penerus.

Di balik pesona sejarahnya, Makam Peneleh menyimpan kisah kelam tentang penjarahan dan vandalisme.

Patung-patung yang dulunya menghiasi kompleks pemakaman ini banyak yang hilang, kepalanya dicuri karena nilai jualnya yang tinggi.

Bahkan, tulang tengkorak yang terkubur pun tak luput dari aksi tak terpuji ini, diambil untuk dijadikan air minum bagi burung merpati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: