Riccardo Calafiori, Bek Tengah Italia Rasa Playmaker

Riccardo Calafiori, Bek Tengah Italia Rasa Playmaker

Riccardo Calafiori, Bek Tengah Italia Rasa Playmaker.-Instagram @richycala-

Dia telah menjadi bagian dari skuad tim nasional Italia sejak kelompok umur U-15 pada tahun 2017 hingga level senior pada 2024.

Calafiori memulai debutnya di tim utama AS Roma pada musim 2019-2020 di bawah asuhan pelatih Paulo Fonseca.

Namun, saat Jose Mourinho mengambil alih tim pada Mei 2021, Calafiori dipinjamkan ke Genoa hingga akhir musim 2021-2022.

BACA JUGA:Kosta Rika 'Parkis Bus', Brasil Gagal Menari Samba di Laga Pembuka Copa Amerika 2024!

BACA JUGA:Tekad 'Singa' Luka Modric: Sepak Bola Terkadang Kejam, Tapi Saya Akan Terus Bermain!

Pada 31 Agustus 2022, Calafiori bergabung dengan FC Basel (Liga Utama Swiss) atas rekomendasi pelatih Alex Frei dengan biaya transfer setara Rp 45,19 miliar.

Menjelang musim kedua Thiago Motta di Bologna, klub memutuskan untuk memulangkan Calafiori dari FC Basel dengan biaya setara Rp 60,53 miliar pada 31 Agustus 2023.

Untuk musim 2024-2025, dengan Thiago Motta yang kini menjadi pelatih Juventus, klub tersebut sudah mempertimbangkan untuk merekrut Calafiori.

Selain Juventus, beberapa klub besar Eropa juga mulai menunjukkan ketertarikan pada Calafiori, yang saat ini diwakili oleh agen World Soccer Agency.

Gaya Bermain

Sejak debutnya di tim senior Italia pada 4 Juni 2024, pelatih Luciano Spalletti langsung mempercayakan lini pertahanan kepada Riccardo Calafiori dalam pertandingan pembuka Grup B.

Cedera yang dialami Giorgio Scalvini, bek tengah Atalanta Bergamo, memberikan kesempatan kepada Calafiori untuk tampil menonjol.

Dengan rambut panjang dan ikal yang diikat, Calafiori mengingatkan kita pada bek legendaris Italia seperti Alessandro Nesta dan Fabio Cannavaro.

Namun, Calafiori adalah tipe bek tengah modern. Meskipun tingginya hanya 188 cm, kemampuannya dalam intersepsi, kekuatan fisik saat duel udara dan duel satu lawan satu, serta ketenangan dan akurasi passingnya sangat luar biasa.

Sisi negatif dari pemain yang dominan menggunakan kaki kiri adalah risiko tackling yang bisa dianggap berlebihan, terutama saat berhadapan dengan lawan yang berlari sejajar dengannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: