Menarik! Sentra Produksi Lontong dengan Sejuta Tradisi
PEMBUATAN lontong di Kampung Lontong Banyu Urip, Surabaya.- Gading Rensa Qaira Farrasdzaki-
Karung yang berisi beras terlihat menumpuk di rumah warga di sebuah gang di Banyu Urip, Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Daun pisang terlihat tertumpuk rapi di teras dan di dalam rumah. Mereka tidak menimbun barang-barang kebutuhan pokok. Namun, nasi dan daun merupakan bahan pembuatan lontong.
Mayoritas warganya berprofesi pedagang lontong. Kesibukan pembuatan lontong terlihat hampir sepanjang hari. Selain membuat lontong, ada juga peluang membuat bungkus lontong. Kini diperkirakan ada sekitar 50 kepala keluarga di kampung Banyu Urip yang mendirikan usaha lontong.
Karena banyak yang berdagang lontong, kampung ini dijuluki Kampung Lontong. Lontong yang menjadi produk mandiri warga kampung itu didistribusikan ke pasar tradisional di Surabaya. Setiap pembuat lontong mampu memproduksi paling sedikit 500 bungkus lontong dalam sehari.
Dulu menggunakan daun pisang untuk membungkus, kini mereka mampu memilih daun yang cocok untuk membungkus. Jadi, lebih beragam asal daunnya pilihan. Ada yang turun menurun tetap menjual, ada yang didistribusikan ke pasar. Akhirnya tumbuh lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi di sana.
Kampung itu terkenal di seantero Jawa Timur. Kampung lontong tersebut juga pernah dikunjungi Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri. Berbeda dengan perkampungan lainnya di Surabaya, dahulu ada seorang warga yang membuat lontong, lalu tetangga-tetangga ikut membantu hingga akhirnya mereka mengikuti dan penjualan lontong makin tinggi.
Itulah yang membuatnya disebut Kampung Lontong. Kampung itu pun berada di gang sempit, tetapi mampu menjadi ikon di perkampungan Surabaya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: