Habis Revitalisasi Kota Lama, Terbitlah Surabaya Waterfront Land

Habis Revitalisasi Kota Lama, Terbitlah Surabaya Waterfront Land

ILUSTRASI habis revitalisasi Kota Lama, terbitlah Surabaya Waterfront Land. Surabaya Waterfront Land termasuk proyek strategis nasional (PSN) tahun 2024.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Kondisi ekonomi, sosial, dan budaya waterfront city memiliki keunggulan lokasi yang dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, destinasi wisata, dan penduduk yang memiliki kegiatan sosio-ekonomi yang berorientasi ke air dan darat, terdapat peninggalan sejarah dan budaya, terdapat masyarakat yang secara tradisi terbiasa hidup yang bahkan tidak dapat dipisahkan di atas air.

Asal mula pengembangan konsep itu berawal dari pemikiran seorang urban visioner Amerika Serikat bernama James Rouse yang tahun 1970-an berhasil menyulap kota bandar Baltimore, Amerika Serikat, dari kawasan kumuh menjadi waterfront city yang sangat maju tingkat ekonominya. 

Kolaborasi James Rouse dengan pemerintah setempat itulah yang melahirkan konsep pengembangan kota pesisir modern yang diadopsi banyak kota di seluruh dunia. 

Secara historis, Kota Surabaya dulu memiliki lanskap menghadap ke Sungai Kalimas. Saat itu Kalimas berfungsi sebagai sarana utama transportasi air. 

Setelah adanya pembangunan jalan raya, Kalimas kini menjadi fasad belakang dari bangunan yang ada di sepanjang sungai. Dengan kondisi kawasan yang tidak teratur, diperlukan penataan kembali kawasan bersejarah di sekitar Sungai Kalimas, Jembatan Merah, itu agar menjadi kawasan yang menjadi bagian dari proyek revitalisasi kota lama dan terkoneksi dengan pusat kuliner China Town, Kya-Kya, yang sangat legendaris. 

Ada dua gawe besar Pemkot Surabaya. Yang satu kini sedang dikebut, yakni revitalisasi kota lama, destinasi wisata bagi warga kota yang ingin menikmati vibes sebuah kota kolonial. Berikutnya, PSN yang menunggu dieksekusi, yaitu Surabaya Waterfront Land. Itu diperuntukkan mereka yang ingin menikmati suasana sea view sembari menghirup aroma khas hutan bakau. (*)


Sukarijanto, direktur di Institute of Global Research for Entrepreneurship & Leadership dan kandidat doktor di program S-3 PSDM Universitas Airlangga-Dok Pribadi-

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: