Naik Haji Bersama Mabruro (26): Puas Jelajah Kota Madinah, dari Masjid Quba hingga Jabal Uhud

Naik Haji Bersama Mabruro (26): Puas Jelajah Kota Madinah, dari Masjid Quba hingga Jabal Uhud

Keseruan jamaah haji khusus saat menaiki onta di Jabbal Magnet, kemarin.-Mabruro for Harian Disway-

Lokasi Jabal Uhud berada sekitar 5 kilometer di sebelah utara Kota Madinah. Gunung dengan ketinggian 1.050 meter dan panjang 7 kilometer tersebut diyakini berada di surga kelak. 

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (22): Umrah Sunah Ketiga, Lansia Pakai Golf Cart saat Tawaf dan Sai

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (21): Ngalap Berkah ke Jabal Nur hingga Jabal Rahmah

Jabal Uhud memang seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung-gunung yang lain. Karena itulah penduduk Madinah menyebutnya Jabal Uhud yang artinya “Bukit Menyendiri”.

“Kami selalu ceritakan sejarah di setiap tempat yang kami kunjungi. Supaya bisa dijadikan bahan mengambil hikmah bersama,” jelas Misbach. Setelah itu, rombongan ke destinasi terakhir: Jabal Magnet. Gunung satu ini sempat “viral” pada 2010, yakni setelah ada mobil yang bisa melaju tanpa digas.

Meski sekarang hanya menjadi tempat wisata. Yang ingin punya pengalaman naik onta bisa menjajal di sana. Selain itu, juga bisa menikmati kuliner. Bahkan bagi jamaah haji asal Indonesia bisa menyantap bakso sebagai pelipur rindu ke tanah air. 


Cuaca panas tak mengurangi semangat para jamaah haji khusus Mabruro untuk mengikuti program City Tour Madinah, kemarin.-Mabruro for Harian Disway-

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (15): Lebih Afdal, Jamaah Bisa Nafar Tsani di Mina

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (8): Kekompakan Jamaah Dipupuk Setiap Hari

“Yang jual bakso ternyata orang Jawa Barat,” terang lelaki asal Rangkah, Surabaya itu. Setelah puas berkeliling, rombongan diantar kembali ke hotel. Di perjalanan pun mereka masih akan menjumpai dua tempat bersejarah.

Pertama, Masjid Qiblatain yakni masjid dengan dua kiblat. Punya riwayat yang begitu lekat dengan Rasulullah. Sebab, kala itu Rasulullah pernah salat Dzuhur dengan dua kiblat. Pada dua rakaat pertama menghadap Masjidil Aqsa lalu menghadap Masjidilharam pada dua rakaat terakhir.

Mereka juga melintasi Masjid Khandaq alias Masjid Sab’ah. Itulah tempat yang dulunya terdapat tujuh masjid. Masing-masing dibangun di atas pos yang pernah ditempati para sahabat saat Perang Khandaq. “Tapi, sekarang sisa tiga masjid. Satu besar, dua lainnya kecil,” tandas Misbach. (/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: