Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Musim Ketiga (1): Pentaskan Tokoh Di Tepian Sejarah

Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Musim Ketiga (1): Pentaskan Tokoh Di Tepian Sejarah

Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Musim Ketiga (1): Pentaskan Tokoh Di Tepian Sejarah. Di Tepi Sejarah. Judul monolog para tokoh di tepian sejarah yang dipentaskan Titimangsa Foundation. Pada 28 Juni 2024 digelar perilisan antol-Jose Riandi-harian disway

Joind berhasil meramu pertunjukan itu dengan menarik. Unsur komedinya mengena, begitu pula unsur humanis sosok Gombloh dalam pementasan tersebut. Pun, diperkaya dengan setting yang kontemporer dan unsur pantomim, yang dimainkan oleh Wanggi.

Sedangkan Tan Tjeng Bok, yang ditulis Deddy Otara dalam naskah monolog Sudut Terlipat di Panggung Tan Tjeng Bok, menunjukkan perjuangannya lewat seni pertunjukan. Sebagai corong anti kolonialisme dalam berbagai peran yang dimainkan. Ia juga sukses bersama kelompok tonil Dardanella yang berdiri pada 1926.

Atas kesamaan itulah, setelah mendapat undangan dari Titimangsa terkait perilisan, saya bertemu dan menginap di kediaman Deddy di Tangerang Selatan. Penulis biografi Tan Tjen Bok sekaligus penulis skenario Tukang Bubur Naik Haji itu telah mengagumi Tan Tjen Bok sejak 2009.

BACA JUGA:Panggung Eunoia: Teater Realisme dan Komedi Karya Mahasiswa UNESA

"Awalnya saya mendapat kaset keroncong Tan Tjen Bok. Kemudian mendapat artikel-artikel berita lama tentang sosok beliau. Tumbuh rasa penasaran. Dari data-data itu, rupanya Tan Tjen Bok adalah sosok yang luar biasa," ungkap Deddy.

Tokoh Tan Tjeng Bok akan ditayangkan dalam rangkaian Di Tepi Sejarah seri 3. Deddy menulis naskah mendiang seniman multi-talenta itu dengan judul: Sudut Terlipat di Panggung Tan Tjeng Bok

Menurutnya, kiprah seni Tan Tjeng Bok bertahan melewati tiga zaman. Ia pun meraih kesuksesan bersama tonil Dardanella yang berdiri sejak 1926 di Sidoarjo. "Tan Tjen Bok jadi corong suara anti kolonialisme dalam berbagai peran yang dimainkannya. Ia pun pernah diancam dan diteror oleh pemerintah Hindia Belanda," ungkapnya.

BACA JUGA:Angkat Cerita Tentang Kesehatan Mental, Teater Crystal Gelar Pentas Studi 2023 Bertema Kita Manusia

Di CGV FX Sudirman, kami bertemu dengan para penulis, sutradara, dan para aktor yang di antaranya adalah artis senior. Tampak sastrawan sekaligus tokoh teater Putu Fajar Arcana. Ia mengenakan pakaian putih dengan topi fedora.

Ada pula penulis Felix K Nesi, sastrawan Ahda Imran, Esha Tegar, Ibed S Yuga, dan lain-lain. Dari kalangan sutradara terdapat Tya Setiawati, Shinta Febriany, Sahlan Mujtaba. 


Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Musim Ketiga (1): Pentaskan Tokoh Di Tepian Sejarah. Happy Salma, founder Titimangsa Foundation diapit dua aktor Di Tepi Sejarah: Marsha Timothy (kiri) dan Maudy Koesnaedi (kanan)-Jose Riandi-HARIAN DISWAY

Sedangkan dari aktor terdapat Bagus Ade Saputra yang memerankan Tan Tjeng Bok, Marsha Timothy yang berperan sebagai Fransisca Casparina Fanggidaej, Maudy Koesnaedi yang berperan sebagai RA Soekirah, istri Oto Iskandar Dinata, dan Ari Sumitro yang berperan sebagai Tirto Adi Suryo.

BACA JUGA:“Dibungkam” Bicara Politik di Pentas Teater, Butet Kartaredjasa: Intimidasinya Lewat Surat, Bukan Fisik

Maudy tampak anggun dengan busana berwarna gelap. Saya sempat menyapa dan mengajaknya foto. Lalu membujuk dia bahwa saya termasuk Tim Zaenab dalam serial Si Doel Anak Sekolahan

"Wah, saya tim Gombloh aja deh," jawab Maudy, kemudian tertawa. Dia memang dikenal sebagai aktor Zaenab dalam serial populer era '90an itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway