Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Seri Ketiga (3): Referensi Pelajar

Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Seri Ketiga (3): Referensi Pelajar

Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Seri Ketiga (3): Referensi Pelajar. Para penulis, sutradara, dan aktor monolog Di Tepi Sejarah berpose bersama usai perilisan antologi naskah dan peluncuran tayangan monolog Di Tepi Sejarah seri-Jose Riandi-HARIAN DISWAY

Perilisan antologi naskah dan perilisan lima tayangan seri monolog Di Tepi Sejarah menghadirkan berbagai penulis, aktor, dan sutradara. Mereka yang terlibat mengungkap banyak hal dari proses penggarapan naskah atau pementasan monolog tersebut.

Buku-buku dengan cover putih ditata di meja panggung CGV FX Sudirman. Gambar di tengahnya adalah rangkaian wajah tokoh-tokoh besar yang mewarnai sejarah Indonesia. Titimangsa Foundation menyebutnya sebagai tokoh "di tepian sejarah".

Tokoh yang mungkin keberadaannya tersisih dari narasi besar sejarah Indonesia. Mereka yang berjasa itu dipentaskan dalam monolog yang telah berlangsung selama 3 seri. Bagi saya, buku itu cukup membanggakan. Karena saya merupakan salah satu penulis yang terlibat.

Panggil Aku Gombloh. Itu judul naskah monolog saya yang diberi beberapa tambahan oleh sastrawan Agus Noor. Dipentaskan pada 2022. Prosesnya berlangsung intens dengan beberapa kali diskusi. 

BACA JUGA:Monolog ”Panggil Aku Gombloh” oleh Wanggi Hoediyatno; Mewujudkan Asa Sang Legenda Surabaya


Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Seri Ketiga (3): Referensi Pelajar. Para aktor dan sutradara 5 pementasan monolog Di Tepi Sejarah seri 3 berbicara tentang karya dan peran mereka masing-masing.-Jose Riandi-HARIAN DISWAY

Begitu pula penulis-penulis lain serta sutradara dan aktor yang terlibat. Deddy Otara, misalnya, ia menulis naskah berjudul Sudut Terlipat di Panggung Tan Tjeng Bok.

"Beberapa kali berbincang dengan sutradara dan aktornya. Saya membebaskan sutradara untuk menafsirkan atau merepresentasikan karya saya itu," ungkap Deddy.

Sutradara Sahlan Mujtaba menyebut bahwa ia melakukan beberapa perubahan dalam naskah. Menambahkan beberapa adegan atau bahkan menguranginya. "Dalam proses, saya hanya khawatir Mas Deddy tidak bisa menerima saat naskahnya saya ubah," katanya, kemudian tertawa.

BACA JUGA:Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Musim Ketiga (1): Pentaskan Tokoh Di Tepian Sejarah

Deddy pun menyahut, "Tidak masalah. Sutradara bebas memaknai naskah itu."

Seperti yang telah disebutkan, monolog Di Tepi Sejarah menampilkan para tokoh di tepian sejarah. Beberapa aktor bahkan awalnya asing dengan tokoh yang diperankannya. Salah satunya Marsha Timothy yang memerankan Fransisca Casparina Fanggidaej.

"Ya, saya tak mengetahui sosok Casparina tersebut. Tapi setelah saya baca naskahnya, rupanya beliau perempuan luar biasa. Diplomat ulung era kemerdekaan yang berjuang demi bangsa di meja diplomasi," ungkap Marsha.

BACA JUGA:Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Seri Ketiga (2): Oto, Tirto, Casparina


Titimangsa Di Tepi Sejarah: Antologi Naskah dan Seri Monolog Seri Ketiga (3): Referensi Pelajar. Para tamu perilisan buku antologi naskah monolog dan launching tayangan Di Tepi Sejarah seri 3 di CGV FX Sudirman, Jakarta.-Jose Riandi-HARIAN DISWAY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: