5 Pahlawan Perempuan Indonesia yang Menginspirasi

5 Pahlawan Perempuan Indonesia yang Menginspirasi

Perempuan-perempuan ini tak hanya berjuang, tapi juga menyalakan harapan bagi generasi yang datang setelahnya.-wikipedia-

HARIAN DISWAY - 10 November adalah hari untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kehormatan tanah air.

Pahlawan bukan hanya mereka yang berjuang di medan tempur. Namun, para pelopor perubahan sosial, pendidikan, dan kesetaraan pun adalah pahlawan yang pengorbanannya besar.

Berikut 5 pahlawan perempuan Indonesia yang kisahnya tak lekang oleh waktu dan tetap relevan hingga kini.

1. Raden Ajeng Kartini – Pelopor Emansipasi Wanita


RADEN AJENG KARTINI pelopor emansipasi wanita Indonesia yang memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan.-wikipedia-

Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Dia tumbuh di tengah budaya Jawa yang membatasi perempuan untuk belajar dan berpendapat.

BACA JUGA:Cahaya Kartini, Pertamina Hadirkan Tiga Perempuan Inspiratif

BACA JUGA:6 Puisi Hari Kartini 2025 yang Menginspirasi untuk Caption Media Sosial dan Tugas Sekolah

Namun, semangat dan rasa ingin tahunya yang tinggi membuat Kartini berani menentang aturan itu.

Melalui surat-suratnya, korespondensi dengan sahabatnya di Belanda, Kartini menuangkan pemikiran progresif tentang kesetaraan dan kebebasan berpikir.

Pemikirannya yang dituangkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia hingga saat ini.

2. Dewi Sartika – Pejuang Pendidikan Perempuan


DEWI SARTIKA mendirikan sekolah bagi perempuan di masa kolonial.-wikipedia-

Lahir di Bandung pada 4 Desember 1884, Dewi Sartika menjadi simbol perjuangan pendidikan bagi perempuan. Dia percaya bahwa ilmu pengetahuan adalah kunci untuk mengubah masa depan.

Dengan tekad kuat, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri pada tahun 1904—tempat para perempuan belajar membaca, menulis, dan mengelola rumah tangga secara mandiri.

BACA JUGA:Makna di Balik Logo Hari Pahlawan 2025 dan Kegiatan untuk Merayakannya

BACA JUGA:Hari Pahlawan 2025: Surabaya Serentak Mengheningkan Cipta Pukul 08.15 WIB

Upaya Dewi Sartika untuk membuka akses pendidikan bagi perempuan di masa kolonial menjadikannya salah satu tokoh pendidikan paling berpengaruh di Indonesia.

3. Rohana Kuddus – Wartawati Pertama Indonesia


ROHANA KUDDUS adalah wartawati pertama Indonesia yang memberdayakan tulisannya untuk memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan.-wikipedia-

Rohana Kuddus, lahir di Koto Gadang, Sumatra Barat, pada 20 Desember 1884, dikenal sebagai wartawati pertama di Indonesia.

Dia mendirikan surat kabar Soenting Melajoe, media yang menjadi wadah suara perempuan.

Melalui tulisannya, Rohana menyuarakan pentingnya pendidikan dan kemandirian perempuan. Dia membuktikan bahwa pena bisa menjadi senjata ampuh dalam memperjuangkan hak dan keadilan sosial.

BACA JUGA:5 Tempat Bersejarah di Surabaya yang Wajib Dikunjungi Saat Hari Pahlawan

BACA JUGA:40 Ide Caption untuk Peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025

4. Laksamana Malahayati – Panglima Laut Perempuan dari Aceh


LAKSAMANA MALAHAYATI panglima laut perempuan dari Aceh yang memimpin pasukan Inong Balee melawan penjajah.-wikipedia-

Dari Aceh, muncul sosok Laksamana Malahayati yaitu perempuan pertama di dunia yang menjabat sebagai panglima laut.

Dia memimpin pasukan Inong Balee yang terdiri dari janda-janda prajurit yang gugur di medan perang.

Dengan strategi dan keberanian luar biasa, Malahayati berhasil memukul mundur armada Belanda pada akhir abad ke-16.

Namanya menjadi simbol ketegasan dan kepemimpinan perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa.

BACA JUGA:Prabowo Telaah 40 Nama yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto

BACA JUGA:Parade Juang Surabaya 2025: Bukan Sekadar Hiburan, Tapi Wadah Mengenang Pahlawan dan Belajar Sejarah

5. Maria Walanda Maramis – Pejuang Hak Politik Perempuan


MARIA WALANDA MARAMIS adalah pejuang asal Sulawesi Utara yang memperjuangkan hak-hak politik dan sosial perempuan.-womensobsession-

Maria Walanda Maramis lahir di Minahasa, Sulawesi Utara, pada tahun 1872. Dia adalah pelopor perjuangan hak politik perempuan di Indonesia.

Pada masa ketika suara perempuan jarang didengar, Maria berani memperjuangkan partisipasi wanita dalam kehidupan publik.

Melalui organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT), dia memperjuangkan pendidikan dan kesejahteraan perempuan, serta membuka jalan bagi hak-hak politik wanita di masa depan.

Kelima pahlawan perempuan tersebut bukan sekadar pemanis buku sejarah. Mereka adalah simbol perjuangan, keberanian, dan cinta tanah air yang abadi.

BACA JUGA:Hari Pahlawan 2025: Surabaya Serentak Mengheningkan Cipta Pukul 08.15 WIB

BACA JUGA:DPR Terbelah Soal Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Bonnie Ajak Cermati Fakta Sejarah

Kini, tugas generasi muda adalah melanjutkan semangat mereka—berjuang bukan lagi melawan penjajah, melainkan melawan ketidakadilan, kebodohan, dan ketimpangan.

Seperti yang telah dibuktikan para pahlawan perempuan Indonesia, keberanian tidak mengenal jenis kelamin, usia, atau zaman. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber