Dulu Bunyi Pager Bikin Bangga, Kini Dimudahkan dengan Tracker

Dulu Bunyi Pager Bikin Bangga, Kini Dimudahkan dengan Tracker

Ilustrasi penangkapan curanmor yang terjadi di kawasan hukum Polsek Sukolilo, Surabaya.-Julian Romadhon-

Perkembangan teknologi memudahkan pekerjaan Badan Reserse Kriminal dalam memburu pelaku tindak kejahatan. Bisa dengan mengandalkan jejak pelaku yang terekam CCTV hingga IP Address dari nomor ponsel. Namun, puluhan tahun lalu, perburuan masih menggunakan teknologi yang sangat sederhana.

—------

“Jadi, tinggal klik link ini, kita sudah tahu lokasi yang bersangkutan,” ujar salah seorang rekanan polisi yang kami temui di sebuah kafe bilangan Ngagel, Surabaya, pada Selasa, 25 Juni 2024.

Lelaki 47 tahun itu menunjukkan betapa mudahnya melacak keberadaan seseorang. Ia tinggal menyetor nomor ponsel ke tim siber kepolisian. Lalu hanya dalam beberapa menit sudah bisa mendapat informasi yang presisi.

Mulai dari titik nol keberadaan pelaku dengan link Google Maps, International Mobile Equipment Identity (IMEI) alias nomor internasional yang terdiri dari 15 digit, hingga nomor seri ponselnya.

Begitu link diklik, peta menunjukkan keberadaan yang bersangkutan sedang di luar Pulau Jawa. Ia sedang membantu seorang kawannya yang ditinggal sang suami. Itulah kecanggihan tracker yang dimiliki kepolisian. “Kalau dulu sebelum ponsel semasif sekarang kan pasti susah melacaknya,” terangnya.


Reka ulang kasus pembunuhan Pembunuh Guru Honorer yang terjadi Surabaya.-Julian Romadhon -

Dari kolom percakapan itu, ia terlihat sering meminta bantuan tim siber. Kasusnya macam-macam. Dari soal rumah tangga biasa hingga tindak kejahatan.

“Sekarang belum tentu makin gampang. Tantangannya juga tambah berat karena polisi pun bisa dikelabui,” jelas AKP (purn) Puguh Suhardono, mantan wakapolsek Tenggilis yang baru pensiun pada 2020 itu saat ditemui Harian Disway di sebuah warung di Kedai Ketan Punel, Jalan Darmo, Surabaya, Kamis, 28 Juni 2024.


AKP (purn) Puguh Suhardono dan Harian Disway saat wawancara di Kedai Ketan Punel, Darmo, Kamis, 28 Juni 2024.- Sahirol Lalayelli-Moch Sahirol Layeli-

Artinya, bukan cuma polisi yang canggih. Para pelaku tindak kejahatan pun sama. Sudah banyak contohnya bagaimana mereka mengelabui polisi selama perburuan. Yang paling sering, mengganti identitas hingga nomor ponsel dalam persembunyian.

Kesibukan tim siber juga luar biasa. Tindak kejahatan terus meningkat. Dalam satu jam bisa melayani ratusan permintaan serupa. Mulai dari Reskrim, Densus, hingga Brimob. Tapi, bagaimanapun, kepolisian terus mengikuti perkembangan zaman.

Itu bisa dilihat dari pengalaman Puguh sejak kali pertama bertugas pada 1984 di wilayah selatan Surabaya. Tentu di era itu belum ada ponsel apalagi ponsel pintar. Semua informasi seputar kriminal diperoleh dari laporan warga hingga informan khusus.

Antaranggota kepolisian mengandalkan pager untuk menyalurkan informasi tersebut. Puguh masih ingat merk-nya: Starko. Kotak kecil hitam kecil itu punya layar display mini. Biasanya, pager tersebut ditempelkan di ikat pinggang bagian samping. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: