Kampung Bundaran Taman Pelangi Mulai Ditinggalkan Warganya, Pemkot Kebut Pembebasan Lahan untuk Proyek Underpass

Kampung Bundaran Taman Pelangi Mulai Ditinggalkan Warganya, Pemkot Kebut Pembebasan Lahan untuk Proyek Underpass

Kemacetan selalu terjadi di Bundaran Taman Pelangi. Pemkot Surabaya segera bangun underpass.-Bappeda Litbang Surabaya-

SURABAYA, HARIAN DISWAY-Pemkot Surabaya telah memulai proses pembebasan lahan untuk merealisasikan pembangunan underpass di Bundaran Taman Pelangi, yang juga dikenal sebagai Bundaran Dolog. Sejumlah warga telah pindah dari daerah tersebut, menandai dimulainya proyek yang dinantikan.

Matahari mulai tenggelam. Suara bising kendaraan semakin terdengar di tengah Kampung Jemur Gayungan II yang kini lebih hening. Beberapa warga telah memutuskan untuk pindah rumah. Suasana pun tidak seramai dulu.

Anak-anak masih berlarian di jalan kampung, sementara beberapa orang dewasa memotong atap rumah mereka dan memilah sampah botol plastik.

BACA JUGA:Kisah Warga Kampung Bundaran Pelangi Jelang Pembangunan Underpass (1): Sudah Kompak Ingin Pindah Sejak Lama


Kampung Bundaran Taman Pelangi yang mulai ditinggalkan sejumlah warganya setelah mendapat kompensasi dari Pemkot Surabaya.-Michael Freddy Yacob/Harian Disway-

Di sisi timur kampung, enam rumah sudah kosong karena pemiliknya telah pindah ke tempat baru. Seperti ke Rungkut hingga daerah di Sidoarjo. Mereka sudah menerima kompensasi dari Pemkot Surabaya.

Beberapa warga yang telah membeli rumah baru masih tinggal di kampung karena rumah baru mereka masih dalam proses renovasi atau pembangunan. Seperti Sani, yang menerima kompensasi sebesar Rp 42 juta dan memutuskan untuk pindah ke Krian, Sidoarjo.

Dengan kompensasi tersebut, dia memperbaiki rumah warisan mertuanya. "Rumah saya kecil di belakang. Dengan uang segitu, nggak bisa beli rumah, Mas," ujarnya saat ditemui Harian Disway pada Rabu, 3 Juli 2024.

BACA JUGA:Kampung Bundaran Taman Pelangi, Setengah Abad Terjepit Kebisingan (1): Sejak Lahir Biasa Bising

Tentu, selama proses perbaikan rumah mertuanya itu, Sani masih tinggal di Kampung Bundaran Taman Pelangi. Sudah izin ke pemkot sampai perbaikannya selesai.

Sani sudah tinggal di kampung tersebut sekitar 50 tahun. Dia pun sedih harus meninggalkannya beberapa waktu lagi. "Kami di sini sudah seperti keluarga semuanya, mas," ungkapnya.

Begitu juga dengan beberapa warga lain yang sudah menerima kompensaasi serupa. Namun, saat ditanya soal itu, Sani enggan berkomentar banyak.

BACA JUGA:Pembangunan Underpass Joyoboyo-KBS Molor Setahun


Anak-anak Kampung Bundaran Taman Pelangi yang bermain di depan musala, Rabu sore, 3 Juli 2024.-Michael Freddy Yacob/Harian Disway-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: