Guru Daycare di Depok Akui Diancam

Guru Daycare di Depok Akui Diancam

Penyidik Satreskrim Polres Metro Kota Depok cari kemungkinan korban lain dugaan penganiayaan oleh MI, pemilik Daycare-disway.id/Rafi Adhi Pratama-

Ternyata guru saksi mata itulah orang pertama yang mengungkap perkara ini. Bukan ibunda korban MK, 2, bernama Rizky Dwi Utari, 28, orang pertama pengungkapnya. 

Utari diberi tahu secara diam-diam oleh guru tersebut, bahwa MK dianiaya pemilik Wensen Daycare, Meita Irianty. Namun, si guru itu memberi tahu Utari dengan ketakutan. Lalu, Utari mengatakan kepada wartawan, bahwa dia yang pertama mengungkap kasus tersebut.

Mengapa guru itu memberi tahu Utari, bukankah itu berisiko? Kuasa hukum korban menjawab, guru tersebut merasa sedih dan kasihan kepada korban yang sehari-hari dia asuh di daycare tersebut. 

Pemberitahuan guru tersebut kepada Utari juga tidak langsung setelah kejadian penganiayaan. Tapi, jeda waktu dua pekan. Penganiayaan Meita terhadap MK terjadi Rabu, 10 Juli 2024, si guru memberi tahu Utari pada Rabu, 24 Juli 2024. Selama dua pekan itu, si guru mikir, apakah melaporkan ke ortu MK atau tidak. Seumpama guru tidak melaporkan ke Utari, belum tentu kasus ini terungkap.

Akhirnya, guru memutuskan melaporkan. Sebab, MK selalu histeris saat melihat Meita di daycare tersebut. Dan, guru merasa kasihan kepada MK. Sedangkan, guru tidak berani mencegah Meita saat menganiaya MK. Sebab, Meita adalah bos si guru.

Utari setelah dilapori guru juga tidak langsung percaya. Dia konfirmasi itu ke Meita dan Meita membantah. Kemudian, Utari memaksa meminta rekaman CCTV, akhirnya diberi. Di situlah bukti nyata. Akhirnya Utari melapor ke Polres Depok pada Senin siang, 29 Juli 2024.

Dengan demikian, guru tersebut adalah saksi kunci. Selain bukti hukum pendukung lain yang sangat kuat: rekaman CCTV saat penganiayaan yang kini dipegang penyidik. Dan, tersangka Meita sudah mengaku kepada penyidik, bahwa dia menganiaya dua balita: MK dan bayi HW berusia 9 bulan. 

Kalau MK dipukul, ditendang, diinjak Meita, bayi HW dibanting Meita ke lantai. Mengakibatkan tulang kaki kanan patah dan posisi kaki dislokasi atau melenceng dari semestinya.

Wensen Daycare beralamat di Jalan Putri Tunggal Kp. Pedurenan No 42, RT 009/RW 003, Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jabar. Dikutip dari Data Pokok Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, daycare itu milik Yayasan Wensen School Indonesia. Izinnya adalah kelompok bermain (KB). Didirikan 30 Juni 2021, pemiliknya Meita Irianty.

Ruang kelas ada dua. Satu ruang guru dan tiga toilet. 

Mereka menuliskan diri sebagai PAUD TK DAYCARE dengan nomor izin operasional PAUD 421.1/0084/DPMPTSP/IV/2024. Berdasar salah satu unggahan video, Wensen School Depok diketahui pernah melakukan kunjungan ke gedung DPR pada pada 5 Juni 2024.

Kunjungan itu diikuti para siswa. Mereka menyempatkan diri masuk ke ruangan gedung wakil rakyat hingga berfoto di depan gedung DPR RI. Jumlah murid sepuluh, termasuk dua korban penganiayaan. Jumlah guru tiga.

Uang pangkal anak Rp 3 juta saat awal masuk. Pembayaran bulanan Rp 500 ribu plus seragam Rp 350 ribu. Gaji guru Rp 250 ribu per pekan atau Rp 1 juta per bulan. Jika dilihat dari pendapatan bulanan Rp 5 juta dikurangi honor para guru total Rp 3 juta, pihak daycare untung Rp 2 juta per bulan.

Meita juga influencer parenting. Medsos milik Meita sudah ditutup sejak heboh kasus penganiayaan itu. Jumlah pengikut di medsos itu 125 ribu.

Meita sebagai influencer parenting mengapa bisa begitu sadis terhadap anak? Dijawab polisi, motif penganiayaan itu karena tersangka jengkel kepada para korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: