Pertahankan Jatim sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pertahankan Jatim sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional

ILUSTRASI Pertahankan Jatim sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

DALAM pertemuan tahunan Bank Indonesia Jawa Timur tahun lalu di Kantor Perwakilan Bank Jatim di Surabaya, Bank Indonesia menyampaikan bahwa Jawa Timur sangat diperhitungkan sebagai provinsi yang menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi hingga 14,36% dari produk domestik bruto (PDB) nasional, dengan angka atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.953,54 triliun dan PDRB per kapita mencapai 71,12 juta rupiah. 

Tingginya kontribusi terlihat dari produk domestik regional bruto (PDRB) nonmigas Jawa Timur yang mencapai 6,13% lebih tinggi daripada provinsi lainnya di Pulau Jawa. Berdasar lapangan usaha (LU) utama, tiga LU berkontribusi hingga 60,88% dari total PDRB, serta mampu menyerap hingga 66,29% dari total tenaga kerja (laporan berkala Bank Indonesia 2023).

Demikian pula kinerja industri pengolahan Jawa Timur, juga menunjukkan adanya peningkatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nasional, hal yang sama dengan pertumbuhan investasi dalam tren positif. 

BACA JUGA: Kemenkumham Jatim Bagi-bagi Paspor hingga Daftar PT Perorangan Gratis, Ini Jadwalnya!

BACA JUGA: Konflik di Timur Tengah Memanas, Pertumbuhan Ekonomi Jatim Dipredksi Tetap di Atas 4 Persen
Nilai ekspor dan impor Jawa Timur juga mengalami kenaikan yang signifikan, terutama pada impor komoditas bahan baku, yang menunjukkan adanya ekspansi di industri pengolahan. Kontribusi UMKM terhadap PDRB Jawa Timur juga menunjukkan adanya geliat peningkatan aktivitas produktif. 

Provinsi yang memiliki luas wilayah daratan 88,70% atau 42.541 km persegi, sementara Kepulauan Madura memiliki luas 11,30% atau 5.422 km persegi. Dengan populasi berjumlah kurang lebih 41 juta jiwa, Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 29 kabupaten dan 9 kota, dengan ibu kota provinsinya yang terletak di Kota Surabaya. 

Hal tersebut menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia. Ditopang dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran rata-rata 4,6% hingga 5,4% (yoy) atau tumbuh lebih tinggi dari tahun ke tahun (3,57%, yoy). Sementara inflasi Jawa Timur berada di atas batas atas sasaran inflasi nasional 3%±1%, yang diperkirakan turun di kisaran 6,1% hingga 6,5% (yoy) 2022/2023. 

BACA JUGA: BI Proyeksikan Ekonomi Jatim Tumbuh 5,5 Persen

BACA JUGA: Ekonomi Jatim Ungguli Nasional pada Triwulan II 2023, Gubernur Khofifah: Kesejahteraan Rakyat Dapat Meningkat

Hal lain yang sangat menggembirakan adalah angka realisasi investasi di Jawa Timur secara kumulatif pada periode Januari hingga Desember 2023 menembus Rp 145,1 triliun sebagaimana pernyataan yang dikeluarkan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia pada 24 Januari 2024. Maka, secara pragmatis, Jatim memiliki potensi besar menjelma sebagai economic growth engine yang bisa diandalkan.

INFRASTRUKTUR YANG TERINTEGRASI

Postur Jatim memiliki kelengkapan fasilitas infrastruktur yang mampu menunjang kelancaran pergerakan logistik arus barang dari sentra-sentra industri, baik menuju ke pasar domestik maupun pasar luar negeri, melalui dua pintu pelabuhan utama, yakni Terminal Pelabuhan Teluk Lamong, Gresik, dan Terminal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Perak, Surabaya. 

Disokong pula oleh pelabuhan kering (dry port) yang terletak di Rambipuji, Jember, yang memanfaatkan moda transportasi kereta api, sekaligus berfungsi sebagai titik penghubung (hub point) kawasan industri di area timur provinsi. 

BACA JUGA: Membangkitkan Ekonomi Jatim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: