Kerusuhan Terburuk Melanda Inggris, Bentrok Warga-Polisi

Kerusuhan Terburuk Melanda Inggris, Bentrok Warga-Polisi

PESAN LUGAS yang dibawa oleh massa anti fasisme saat berdemonstrasi di London, 27 Juli 2024.-HENRY NICHOLLS-AFP-

HARIAN DISWAY – Pihak berwenang Inggris menghadapi tekanan besar. Mereka harus mengakhiri kerusuhan terburuk yang melanda negara tersebut dalam 13 tahun terakhir.

Kerusuhan itu terkait dengan informasi palsu soal pembunuhan tiga gadis muda oleh imigran.  Akibatnya warga ekstrem kanan pun teragitasi. Mereka melakukan demonstrasi besar di berbagai kota besar di Inggris. Sehingga, muncul bentrokan antara demonstran anti-imigrasi dan polisi di berbagai kota. Misalnya, Liverpool, Manchester, Bristol, Blackpool, dan Hull, serta Belfast di Irlandia Utara.

Itu tentu ujian bagi Perdana Menteri Keir Starmer yang baru terpilih sebulan silam.


MASSA SAYAP KANAN mengadakan demonstrasi Enough is Enough di Aldershot, Inggris, 4 Agustus 2024. Aksi itu digelar di depan hotel yang menjadi tempat suaka para pengungsi.-JUSTIN TALLIS-AFP-

"Kami pernah mengalami kerusuhan dan bentrokan semacam ini. Tetapi, itu terjadi di kawasan tertentu. Sekarang, kita mengalaminya di kota-kota besar dan kecil," kata Tiffany Lynch dari Federasi Polisi Inggris dan Wales.

BACA JUGA:Man United Diterpa Badai Cedera Sebelum Liga Inggris Dimulai: Dari Evans hingga Leny Yoro!

BACA JUGA:Merayakan 75 Tahun Balapan Motor di Inggris: Kans Kemenangan Ducati Tetap Besar

Pada Sabtu, 3 Agustus 2024, misalnya. Sekitar 90 orang ditangkap setelah bentrokan pecah di berbagai tempat. Para perusuh melempar batu bata, botol, dan suar ke arah polisi, melukai beberapa petugas. Mereka juga menjarah dan membakar toko, serta meneriakkan caci maki anti-Islam saat bentrok dengan pengunjuk rasa kontra.

Pemerintah mengatakan bahwa polisi mengerahkan semua sumber daya untuk menangani kekacauan tersebut. Itu juga ditunjang dengan gerakan para penegak hukum di tingkat peradilan. Menteri Kehakiman Shabana Mahmood menegaskan, "Seluruh sistem peradilan siap memberikan hukuman secepat mungkin".


KELOMPOK ANTI FASISME berseru-seru di depan polisi di Bristol, Inggris, 3 Agustus 2024. Kelompok itu berhadapan dengan massa sayap kanan yang menggelar demonstrasi Enough is Enough.-JUSTIN TALLIS-AFP-

Menteri Kepolisian Diana Johnson, mengatakan kepada BBC News bahwa tidak ada toleransi bagi para perusuh. ’’Harus ada hukuman. Mereka harus menanggung konsekuensi,’’ ucapnya. 

Minggu, 4 Agustus 2024, adalah hari keempat serangkaian kerusuhan yang terjadi setelah serangan pisau brutal di Southport, dekat Liverpool, Senin, 29 Juli 2024.

Kerusuhan dipicu oleh rumor palsu di media sosial mengenai latar belakang Axel Rudakubana, pelaku pembunuhan dan penikaman massal di kota itu. Tragedinya memang tragis. Rudakubana membunuh Bebe King, 6 tahun; Elsie Dot Stancombe, 7; dan Alice Dasilva Aguiar, 9. Rudakubana juga dituduh melukai 10 orang lainnya. 

Nah, Rudakubana diinformasikan sebagai seorang imigran. Padahal, ia adalah remaja 17 tahun yang asli Inggris. Lahir di negeri itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: