Dinamika Politik Jawa Timur Jelang Pilkada 2024 (2): Dampak Koalisi KIM Plus, Rawan Bumbung Kosong

Dinamika Politik Jawa Timur Jelang Pilkada 2024 (2): Dampak Koalisi KIM Plus, Rawan Bumbung Kosong

Videotron di Surabaya yang menampilkan sosok Eri Cahyadi yang akan maju kembali dalam Pilwali 2024 Surabaya.-Moch Sahirol Layeli-

BACA JUGA:PDIP Jatim Optimistis Jawara Pilkada: Tiga Skema Kerja Pemenangan dan Rekomendasi Bacakada

BACA JUGA:Ketua PDIP Jatim Said Abdullah: Rekom untuk Pilkada Menunjukkan Kualitas Kaderisasi

Ia pun berkesimpulan, PDI Perjuangan dalam kondisi seperti ini akan berpotensi ditinggal. Akan dikunci di menit-menit terakhir nantinya. “Upaya PKB untuk masuk dalam KIM tentu tidak akan gratisan. Tapi, untuk Jatim peluang kotak kosong ini masih sangat besar. Semua peluang masih sangat besar,” tegasnya.

Hanya saja, ia menegaskan, akan ada dampak negatif ketika pilgub kali ini melawan kotak kosong. Yakni minimnya pengawasan masyarakat terhadap jalannya roda pemerintahan bagi calon yang terpilih. “Harus ada oposisi pemerintahan. Supaya pemerintahan ini berjalan sehat,” katanya lagi.

Di sisi lain, yang namanya demokrasi artinya ada pilihan. Harus ada alternatif calon yang disajikan kepada masyarakat. Menurutnya, bukan masalah melawan kotak kosong. Tapi, dengan hadirnya calon tunggal, ancaman untuk demokrasi itu ada. Menunjukkan bahwa level demokrasi sudah tidak berlaku. Degradasi. Menurun.

“Esensi demokrasi ada pertarungan politik. Sehingga, walau pun pasti kalah melawan petahana, PKB dan PDI Perjuangan harus tetap mengusung calon. Sehingga, ada tokoh lain yang ditawarkan kepada masyarakat Jatim. Sehingga, demokrasi itu berjalan. 

“Jangan sampai melawan kotak kosong,” ucapnya.

Kondisi yang terjadi saat ini sebenarnya menunjukkan bahwa ternyata menentukan petarung politik di era sekarang tidak mudah. Tren potensi kotak kosong menunjukkan bahwa pragmatisme politik itu sangat kuat ada. “Keinginan utamanya adalah menang. Bukan memberikan pilihan kepada publik,” tegasnya.

Di sisi lain, Khofifah Indar Parawansa pun berharap hal yang sama. Dia tidak ingin menjadi calon tunggal di Bumi Mojopahit. Dia perlu kompetitor di Pilgub Jatim 2024 ini. Sehingga, masyarakat Jatim memiliki pilihan. “Nanti kita bisa beradu gagasan dan program. Masyarakat ada pilihan sesuai hati nurani mereka,” terangnya.

Begitu juga dengan PDI Perjuangan. Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno mengungkapkan, partainya sudah menyiapkan lawan yang bisa bersaing dengan pasangan Khofifah-Emil. Ada empat nama yang sudah disiapkan.

Mereka adalah Tri Rismaharini, Budi Sulistyono, Azwar Anas, dan Pramono Anung. Semua nama itu pun sedang digodok di DPP PDI Perjuangan. Bahkan, semua nama tadi sudah diajukan ke Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (*)

 

Baca Besok: Dinasti Keluarga Hanya Untuk Kepentingan Pribadi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: