Echo Chamber Digital: Bagaimana Algoritma Memengaruhi Pandangan Politik Kita

Echo Chamber Digital: Bagaimana Algoritma Memengaruhi Pandangan Politik Kita

ILUSTRASI Echo Chamber Digital: Bagaimana Algoritma Memengaruhi Pandangan Politik Kita.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

ALGORITMA memainkan peran penting di dalam menciptakan ”echo chamber” dan secara signifikan memengaruhi pandangan politik kita dengan cara membatasi informasi yang kita terima. Yang sejatinya algoritama didesain untuk memaksimalkan keterlibatan pengguna, dan cara yang tercepat melakukannya ialah menyajikan konten yang kita setujui atau sukai. 

Echo chamber alias ruang gema merupakan fenomena ketika algoritma mempersonalisasi konten sehingga pengguna lebih sering melihat sudut pandang yang sejalan dengan keyakinannya sendiri. Hal itu bisa memperkuat bias, meningkatkan polarisasi, dan mengurangi paparan terhadap perspektif yang beragam. 

BACA JUGA:Membangun Resiliensi Digital Pahlawan Devisa

BACA JUGA:Berhala di Era Digital

Sebenarnya algoritma tidak secara langsung menciptakan echo chamber itu. Contohnya, algoritama (di media sosial atau platform berita) terus-menerus mengumpulkan dan menganalisis tindakan pengguna: 

● Apa yang Anda like: Anda menyukai postingan dari politisi A;

● Apa yang Anda share: Anda membagikan artikel yang mengkritik politisi B;

● Siapa yang Anda ikuti: Anda hanya mengikuti akun-akun media dan influencer propolitisi A;

● Waktu tontonan: Anda menghabiskan waktu lebih lama menonton video pro-A dan langsung melewatkan video yang kontra-A.

BACA JUGA:Gen Z: Denyut Digital Demokrasi

BACA JUGA:Kepemimpinan Digital dan Intelektual di Era Teknologi Informasi

Berdasar hal tersebut, algoritma menjalankan serangkaian instruksi berdasar analisis dari preferensi politik kita untuk menjaga kita tetap mengonsumsi konten yang disediakan oleh platform. 

Dengan begitu, kita ditandai sebagai pengguna yang sangat pro-A dan untuk memastikan pengguna tetap terlibat, sistem secara otomatis memprioritaskan konten yang mendukung A dan menyaring konten yang menentang A. 

Itu menciptakan lingkungan di mana seseorang merasa tidak perlu untuk mempertimbangkan pendapat dari sumber lain karena ”suara” yang sama terus dipantulkan kembali di dalam media digital yang diakses. Hal tersebut membuat seseorang tidak terbuka lagi dengan alternatif dari perspektif orang lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: