Cheng Yu Pilihan Ketua Komnas Perlindungan Anak Sidoarjo Rr. Adinda Dwi Inggardiah: Ai Ren Yi De
Cheng Yu Pilihan Ketua Komnas Perlindungan Anak Sidoarjo Rr. Adinda Dwi Inggardiah: Ai Ren Yi De-HARIAN DISWAY-Dokumen Pribadi
Di tengah kondisi dunia (atau jangan-jangan cuma di Konoha?) yang kian suram ini, kian dibutuhkan orang yang tidak hanya memikirkan dirinya atau keluarganya, tapi lebih mengedepankan kepentingan umat manusia. Yang terbiasa kejam dan semau gue terhadap yang liyan, mesti mulai berubah menjadi penyayang. Yang terbiasa tidak menghormati orang lain namun menuntut orang lain menghormatinya, mesti mulai berubah menjadi orang yang menghormati siapapun tanpa memandang latar belakangnya.
Memang, sejak ribuan tahun lalu pun para pemikir di Tiongkok sudah cenderung pesimistis. Katanya, "人不为己, 天诛地灭" (rén bù wèi jǐ, tiān zhū dì miè): orang kalau tidak egois, langit dan bumi akan memusnahkannya. Maksudnya, adalah hil yang mustahal mengharapkan manusia membuang jauh-jauh kepentingan pribadinya, sebab justru ia sendiri yang akan celaka pada akhirnya.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Umum DPP Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Harsanto Adi: Jing Tian Ai Min
Tetapi, masak iya Indonesia yang dikenal dengan spirit altruisme gotong royongnya ini akan menjelma menjadi bangsa yang nafsi-nafsi aku hidup kau mati?
Rr. Adinda Dwi Inggardiah tidak ingin seperti itu. Ketua Komnas Perlindungan Anak Sidoarjo yang pengacara sekaligus model ini mengharapkan Indonesia (dan dunia pada umumnya) menjadi tempat yang damai dan nyaman bagi semua. Sebab, menurutnyi, kebaikanlah yang akan membuat segalanya jauh lebih indah.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Direktur Eksekutif koreksi.org Salawati: Yi Nuo Qian Jin
Oleh karena itu, kata Adinda, "Be kind. Treat everyone with respect." Dia juga mengajak kita untuk tidak putus asa walau sesuram apapun keadaannya. Kita mesti bisa menghadapi keterpurukan dengan bijaksana, dan menjadi pribadi yang makin baik ke depannya. "Turn your wounds into wisdom, and be the best version of yourself," tambah Adinda.
Intinya, sebagaimana yang pepatah Tiongkok klasik ajarkan, kita mesti menjadi manusia yang "爱人以德" (ài rén yǐ dé): mencintai manusia dengan kebijaksanaan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: