Partai Beringin Milik Raja
ILUSTRASI partai beringin milik raja. Golkar selalu nempel kekuasaan meski kalah pemilu berkali-kali. Bahlil Lahadalia memimpin Golkar periode 2024-2029.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Banyak yang berpikir, di era pemilihan presiden langsung, Golkar harus siap-siap di luar pemerintahan kalau kalah. Pilpres pertama, jagoan Golkar, yakni pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid, kalah. Pemenangnya Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Apakah Golkar oposisi? Tidak.
Malah menjadi pengendali pemerintah. Itu karena kendali Golkar pindah ke tangan Jusuf Kalla (JK). Para elite Golkar yang di pilpres berseberangan dengan JK langsung berubah haluan mengikuti arah angin.
BACA JUGA: Misi Ketum Golkar Bahlil Lahadalia: Hilangkan Faksi-Faksi Bergaya Senioritas
Jabatan JK sebagai wakil presiden membuat silau penghuni beringin. Apalagi, JK sendiri memang kader asli partai itu.
Di era Aburizal Bakrie pun, Golkar tetap setia kepada kekuasaan. Berkali-kali Aburizal menjadi menteri. Begitu juga di era Setya Novanto, kader Golkar tetap di kabinet, dikendalikan istana.
Itulah Golkar yang tak pernah dalam sejarah menjadi oposisi. Tak pernah menderita sebagai oposisi, tapi selalu kebagian kue kekuasaan.
Kini giliran Bahlil yang menjadi pengendali. Ia mengungkapkan, masih ada langit di atas dirinya. Ada raja Jawa yang ditakuti. Bukan hanya Bahlil yang takut, melainkan semua elite Golkar.
BACA JUGA: Bahlil Ditetapkan Jadi Ketum Golkar, Peluang Jokowi Jabat Ketua Wanbin Terbuka Lebar
Sampai kapan Bahlil berkuasa? Sampai raja Jawa itu kehilangan pamor. Sampai muncul penguasa baru yang berseberangan dengan Bahlil.
Sebab, beringin selalu menjadi bagian penguasa. Siapa pun yang berkuasa, ia-lah yang menguasai Golkar. Beringin selalu jadi milik raja. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: