Mahasiswa dan Buruh Se-Jatim Akan Gelar Aksi Lanjutan Protes Pilkada di Halaman Gedung DPRD Jatim, Ini 3 Tuntutannya

Mahasiswa dan Buruh Se-Jatim Akan Gelar Aksi Lanjutan Protes Pilkada di Halaman Gedung DPRD Jatim, Ini 3 Tuntutannya

Ratusan mahasiswa dan buruh menggelar konsolidasi aksi tolak RUU Pilkada di Taman FISIP Unair Surabaya, Kamis, 22 Agustus 2024.-Novia Herawati-Harian Disway -

SURABAYA, HARIAN DISWAY -Demonstrasi penolakan RUU Pilkada masih berlangsung.

Kali ini aksi dilakukan oleh ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat, yakni mahasiswa dan buruh seluruh Jawa Timur.

Rencananya, aksi bertajuk "Seruan Darurat Demokrasi Jawa Timur" tersebut akan digelar hari ini, Jumat, 23 Agustus 2024 pukul 10 pagi di depan Gedung DPRD Jawa Timur, yang beralamat di jalan Indrapura Nomor 1, Krembangan, Surabaya.

BACA JUGA:Mengawal Putusan MK di Surabaya: 3 Ribu Mahasiswa Geruduk DPRD Jatim Sebelum Salat Jumat!

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair), Aulia Thaariq Akbar mengatakan, estimasi peserta aksi yang akan terlibat adalah 2 ribu hingga 3 ribu orang.

"Kami sepakat akan turun aksi. Sampai tanggal 27 Agustus 2024, kami akan terus mengawal, termasuk (hari, Red) ini," ujar Atha, sapaan karibnya ditemui di Halaman Perpustakaan Kampus B Unair, Surabaya, Kamis, 22 Agustus 2024.

BACA JUGA:Sikap Mahasiswa Surabaya Menuai Kecaman Publik: Fokus pada RUU Pilkada atau Ospek?

Diberitakan sebelumnya, ratusan perwakilan mahasiswa dan buruh menggelar konsolidasi di Halaman Perpustakaan Kampus B Unair, Surabaya. Konsolidasi berjalan sekitar empat jam lamanya.

Konsolidasi yang dipimpin oleh Ketua BEM Unair tersebut terlihat guyub. Berbagai elemen masyarakat peserta konsolidasi solid dan menyetujui aksi yang akan digelar hari ini.


Perwakilan mahasiswa dan buruh berfoto bersama setelah melaksanakan konsolidasi aksi di Taman FISIP Unair, Kamis, 22 Agustus 2024.-Novia Herawati-Harian Disway -

Jika dibanding daerah-daerah lain, seperti Jakarta, Yogyakarta, pergerakan mahasiswa di Surabaya bisa dibilang sedikit lamban. Mewakili kelompok mahasiswa, Atha buka suara.

Presiden BEM Unair tersebut menilai keterlambatan aksi tidak berpengaruh akan proses pengawalan putusan MK ini. Atha justru memberi keberanian untuk daerah lain agar tetap melanjutkan aksi.

“Ini pesan juga kepada seluruh kawan-kawan di tiap daerah, jangan gembos, ketika besok teman-teman baru mengadakan aksi-aksi ataupun lusa itu sejatinya tidak masalah," imbuhnya.

Menurutnya, sebagai mahasiswa, pemuda, sekaligus masyarakat civil society itu senantiasa menjadi pengawas pemerintah. "Controlling pemerintah harus tetap bersuara,” seru Atha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: