Festival Qixi, Begini Kisah Di Balik Valentine-nya Tionghoa
Festival Qixi, Begini Kisah Di Balik Valentine-nya Tionghoa. Dua aktor yang memerankan Niulang dan Zhiyu tampil dalam perayaan Festival Qixi di Kota Dongguan, Tiongkok.-China Daily-chinadaily.com.cn
HARIAN DISWAY - Bulan Agustus, masyarakat Tiongkok merayakan festival Qixi. Perayaan itu sering disebut sebagai Hari Valentine-nya Tionghoa. Terdapat kisah legenda romantis-tragis di balik perayaan itu. Yakni tentang asmara Zhinyu dan Niulang.
Pada hari Qixi, jika malamnya turun hujan, sebagian orang Tionghoa sepuh akan menyebut bahwa hujan itu datang karena Zhinyu sedang menangis.
Zhinyu, Sang Penenun, menangis pada malam itu karena ia bertemu suaminya, Niulang, Sang Penggembala Sapi, di Sungai Perak. Itu adalah bagian dari cerita romantis-tragis yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam budaya Tionghoa.
BACA JUGA:Lestarikan Budaya Tionghoa, INTI Gelar Sarasehan Dengan Perwakilan Universitas Xiamen
Kisah itu yang jadi landasan perayaan Qixi, atau Festival Malam Ketujuh, yang jatuh pada hari ketujuh bulan ketujuh dalam kalender lunar. Tahun ini, Qixi dirayakan pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Festival Qixi, Begini Kisah Di Balik Valentine-nya Tionghoa. Kontes lari sambil menggendong pasangan yang digelar di sebuah pusat perbelanjaan di Shanghai untuk merayakan festival Qixi.-China Daily-chinadaily.com.cn
Legenda Romantis
Menurut cerita rakyat, dahulu kala ada seorang penggembala sapi bernama Niulang yang tinggal bersama kakak laki-laki dan iparnya. Namun, iparnya tidak menyukai Niulang. Dia sering memperlakukan adiknya dengan buruk.
Karena hal itu, Niulang terpaksa meninggalkan rumah. Ia hanya ditemani seekor sapi tua. Sapi itu ternyata adalah seorang dewa yang telah melanggar aturan surgawi dan dihukum menjadi seekor sapi di bumi.
BACA JUGA:Ini Sosok Evelyn Hutani (1), Influencer Konten Tionghoa Mengundang Tawa
Suatu hari, sapi itu memimpin Niulang ke sebuah danau. Di situ tempat para bidadari dari surga mandi. Di antara mereka, terdapat Zhinyu, bidadari paling cantik. Dia juga seorang penenun ulung.
Keduanya jatuh cinta pada pandangan pertama dan memutuskan menikah. Mereka dikaruniai seorang putra dan seorang putri. Kehidupan pasangan manusia dan bidadari kahyangan itu diliputi kebahagiaan. Hingga menjadi contoh yang dikagumi selama ratusan tahun di Tiongkok.
Namun, di mata Kaisar Giok, Dewa Tertinggi dalam ajaran Taoisme, pernikahan antara manusia dan bidadari adalah hal yang terlarang. Kaisar Giok pun memerintahkan pasukan surgawi untuk menangkap Zhinyu dan membawanya kembali ke surga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: china daily