Jelang Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Asia Tenggara: Gembala yang Melawan Usia Renta
BERGAYA KELIR WAYANG, poster sambutan Paus Fransiskus ini dipasang di Gereja Katedral Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024.-YASUYOSHI CHIBA-AFP-
’’Motivasi yang kuat bisa memberikan energi luar biasa. Ini contoh yang bagus untuk para lanjut usia. Semakin kukuh kita berdiri, semakin kukuh pula hidup kita,’’ ucapnua.
Dan energi itu pula yang membuat jadwal Paus begitu padat hingga akhir tahun. Dua pekan setelah kunjungan ke Asia Tenggara, Paus dijadwalkan melawat selama empat hari di Luxembourg dan Belgia mulai 26 September 2024.
Pada Oktober 2024, ia akan mengadakan Sidang Umum Sinode Para Uskup. Itu adalah pertemuan besar pemimpin gereja sedunia untuk menentukan arah masa depan Gereja Katolik.
Di akhir tahun, Paus akan memulai Tahun Jubilee 2025. Itu adalah tahun peziarahan yang diperkirakan akan mendatangkan 32 juta umat ke Roma. (*)
ahkan muncul kalimat-kalimat skeptis. Masih perlukah seseorang yang berusia demikian sepuh harus melakukan banyak hal, 16 kali pidato, lusinan pertemuan, hingga beberapa misa akbar di empat negara?
’’Bapa Suci masih meyakini bahwa kita memang perlu memaksa diri semaksimal mungkin,’’ kata seorang diplomat senior Vatikan yang diwawancarai Agence France-Presse.
’’Tahun ini, beliau merasa mampu. Tahun depan, rasanya sudah tidak begitu lagi,’’ tambahnya.
Faktor kesehatan memang cukup menjadi perhatian petinggi Vatikan. Sebab, alasan kesehatan itulah yang membuat mendiang Paus Benediktus XVI membuat keputusan bersejarah itu: mundur. Sebelum itu, Paus terakhir yang mundur dari jabatannya adalah Paus Gregorius XII pada 4 Juli 1415.
Namun, Paus Fransiskus memang militan. Khas para pastor-pastor Jesuit, ordo yang didirikan Santo Ignasius dari Loyola tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: