Vaksin Kanker Paru di Indonesia
Kanker Paru bisa dicegah dengan deteksi dini--Istimewa
KANKER PARU merupakan kanker yang paling banyak mengakibatkan kematian. Itu sesuai dengan data Globocan WHO tahun 2022. Data tersebut juga menunjukkan, dalam kurun waktu 2022, terdapat 2.480.301 penderita KANKER PARU baru dengan jumlah kematian 1.817.172.
Kanker paru merupakan kanker terbanyak pertama pada pria dan kanker terbanyak pada perempuan setelah kanker payudara.
Di Indonesia sendiri, kanker paru juga merupakan kanker terbanyak pertama pada pria dan kanker terbanyak ke-4 pada perempuan setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker ovarium.
BACA JUGA: Kemenkes Bantah PIN Polio Bisa Picu Kanker dan HIV
BACA JUGA: 7 Manfaat Bayam Brazil, Salah Satunya Cegah Kanker Serviks
Merokok adalah penyebab utama kanker paru, bertanggung jawab atas sekitar 85 persen dari semua kasus.
Meski demikian, data di Amerika Serikat (AS) menunjukkan 10–20% penderita kanker paru merupakan orang yang tidak merokok.
Sebagian besar penderita kanker paru terdiagnosis pada stadium lanjut dan sering terdiagnosis telah menyebar ke organ/jaringan lain.
Pada 23 Agustus 2024, dunia kesehatan menyaksikan tonggak bersejarah dengan dimulainya uji coba vaksin kanker paru pertama.
BACA JUGA: Waspada! Endometriosis Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium Jenis Agresif
BACA JUGA: Kanker Serviks di Indonesia
Janusz Racs, pria berusia 67 tahun di London, merupakan orang pertama yang menerima vaksin kanker paru. Pemberian vaksin dilakukan di The National Health Service (NHS) University College London Hospitals (UCLH).
Uji klinis fase 1 vaksin kanker paru BNT116, yang merupakan studi pertama pada manusia, telah diluncurkan di 34 lokasi penelitian di tujuh negara: Inggris, AS, Jerman, Hungaria, Polandia, Spanyol, dan Turkiye.
Sekitar 130 pasien akan mengikuti uji klinis itu, termasuk pasien stadium dini, stadium lanjut, dan yang mengalami kekambuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: