Kenaikan Suhu, Kualitas Kimchi di Korea Selatan Terancam Turun

Kenaikan Suhu, Kualitas Kimchi di Korea Selatan Terancam Turun

Para petani menempatkan kubis kimchi yang sudah dikemas pada sebuah wadah di ladang kubis kimchi desa Anbandeogi di Gangneung, Korea Selatan, 22 Agustus 2024.-Kim Soo-hyeon-Reuters

Saat itu mungkin tidak ada lagi kubis yang ditanam di dataran tinggi pada 2090. Para peneliti juga menyebutkan bahwa suhu yang lebih tinggi, hujan lebat yang tidak dapat diprediksi, dan hama yang menjadi lebih sulit dikendalikan pada musim panas.

Suhu yang menjadi lebih hangat tersebut menjadi penyebab utama penyusutan panen. Infeksi jamur yang membuat tanaman layu juga menjadi masalah besar bagi para petani karena baru terlihat menjelang panen.

BACA JUGA: KTT Iklim Dunia dan COP28 Tahun 2023: Mengatasi Dampak Perubahan Iklim sebagai Tanggung Jawab Bersama

Perubahan iklim menambah tantangan yang dihadapi industri kimchi Korea Selatan, yang telah berjuang melawan impor dengan harga lebih rendah dari Tingkok yang sebagian besar disajikan di restoran.

Data bea cukai menunjukkan impor kimchi hingga akhir Juli naik 6,9 persen menjadi USD 98,5 juta atau sekitar satu triliun rupiah pada tahun ini. Hampir semuanya berasal dari Tiongkok dan merupakan yang tertinggi untuk periode tersebut.

Para ilmuwan juga berlomba untuk mengembangkan varietas tanaman yang dapat tumbuh di iklim yang lebih hangat dan yang lebih tahan terhadap fluktuasi curah hujan dan infeksi yang besar. Namun, ada kekhawatiran varietas ini akan lebih mahal dengan rasa yang kurang enak. (*)

*) Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, peserta Magang Regular di Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: