Mahasiswa ITS Ini Sulap Limbah Filter Rokok Jadi Bahan Modifikasi Aspal

Mahasiswa ITS Ini Sulap Limbah Filter Rokok Jadi Bahan Modifikasi Aspal

Kornelius Soffiner Nderuru menunjukkan gambaran hasil penelitiannya berupa padatan aspal yang telah ditambahkan dengan filter rokok enkapsulasi.-Humas ITS-

Lantas ia menggunakan takaran aspal sebanyak 20 persen dari berat total filter rokok yang digunakan. 

“Proses enkapsulasi ini berfungsi untuk melapisi dan menutup rongga pada filter rokok,” tambahnya.

BACA JUGA: Doktor ITS Manfaatkan AI untuk Analisis Aktivitas Manusia, Krusial Bagi Dunia Kesehatan

BACA JUGA:ITS Catatkan Rekor Muri Lewat Karya Catra Warna Maba

Setelah filter rokok dienkapsulasi dengan sempurna, maka hasilnya akan dicampurkan dengan aspal dan agregat lain sebagai bahan campuran jalan aspal. 

Namun, Kornel menekankan untuk mencapai kualitas jalan aspal yang stabil diperlukan takaran filter rokok yang tepat.

 “Karakteristik filter rokok yang berongga perlu diperhatikan karena akan memengaruhi jumlah aspal yang digunakan,” papar lelaki yang karib disapa Kornel itu.

Kornel pun melakukan pengujian enkapsulasi aspal terhadap delapan variasi jumlah filter rokok untuk dua metode berbeda dalam penelitian untuk Tugas Akhir (TA) miliknya yang berjudul Analisis Pengaruh Penggunaan Limbah Filter Rokok Enkapsulasi sebagai Campuran Aspal HRS-WC terhadap Nilai Stabilitas Marshall.

BACA JUGA:Pakar ITS: Proyek Surabaya Waterfront Land Tidak Layak Jadi PSN

BACA JUGA:Ichiro ITS Kembali Berjaya, Kini Juarai Kompetisi Robot Soccer di Belanda

“Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentase filter rokok yang paling optimum terhadap kinerja campuran jalan aspal,” ujar calon wisudawan pada gelaran Wisuda ke-130 ITS mendatang ini.

Lebih lanjut, Kornel menerangkan, variasi persentase filter rokok yang diuji adalah sebesar 0,625 persen, 1,25 persen, 2,5 persen, dan 5 persen dari total berat keseluruhan campuran aspal. 

Setiap persentase filter rokok dienkapsulasi menggunakan jumlah aspal dari dalam dan luar nilai kadar aspal optimum (KAO). Melalui tahap pengujian, Kornel mendapatkan penggunaan jumlah aspal serta kemampuan campuran aspal menerima beban paling optimum didapatkan pada variasi 0,625 persen.

BACA JUGA:Inovatif di GIIAS 2024 Anargya Formula EV Mark 3.0: Inovasi Mahasiswa ITS di Panggung GIIAS!

BACA JUGA:Berkat Riset Jamu! Dosen ITS Sri Fatmawati Raih Dr Willmar Schwabe Award 2024 di Polandia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: