Pilgub Jatim Cerminan Pilpres, Tiga Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Puas Nomor Urut
Tiga pasangan calon peserta Pilgub Jatim 2024-Boy Slamet-
Sindiran itu pun langsung dibalas salawat oleh relawan dan pendukung pasangan nomor urut dua Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak. “Khofifah-Emil lanjutkan dua periode,” teriak mereka lagi.
Bagi Luluk, nomor satu adalah nomor kemenangan yang memiliki filosofi kompleks. “Insya Allah kita punya tekad yang sama. Kita akan punya satu nyali, punya satu jiwa, ada satu barisan, dan satu gerakan. Nah ini yang akan menjadi modal dasar untuk bisa membangun Jawa Timur," ujarnya.
BACA JUGA:KPU Jatim: Ada Paslon yang Minta Dicantumkan Nama Lengkap dan Gelar
BACA JUGA:Penuhi Amar Putusan MK, KPU Jatim Hitung Ulang Surat Suara di Jember dan Pamekasan
Bahkan dia mengaku, setelah mendapat nomor urut itu dirinya semakin bertambah bangga. Dengan nomor itu pun, Luluk semakin yakin mampu memberikan semangat perubahan untuk Jatim yang lebih maju. Masyarakatnya juga makmur.
Luluk mengatakan, pemerintahan yang tidak dapat tidak kondisi kemiskinan di Jatim tidak perlu dilanjutkan. Jika ingin perubahan yang lebih makmur, butuh tekad yang kuat. Butuh mental perubahan, bahwa kesejahteraan masyarakat Jatim harus dapat diraih dan diwujudkan bersama-sama.
"Nggak ada cara lain kecuali memang kita benar-benar mau berubah. Kalau kita ingin mengurangi angka kemiskinan. Dan Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang terbesar di Indonesia. Masa iya kemudian ini mau dilanjutkan," kata dia.
Sementara Khofifah-Emil terlihat sangat bahagia mendapatkan nomor urut dua. Itu sesuai harapan mereka sejak awal, sebelum pengundian nomor urut itu dilakukan KPU Jatim. Bagi Khofifah, mendapatkan nomor urut 2 ini dianggap sebagai berkah. Sebab nomor 2 itu memiliki makna semangat dan optimisme keberlanjutan.
“Alhamdulillah kami tadi sudah mendapatkan nomor urut 2. Angka 2 melambangkan optimisme dan semangat untuk mewujudkan dua periode. Juga menjadi penyemangat untuk melanjutkan pengabdian Khofifah-Emil mewujudkan Jawa Timur yang maju berprestasi, adil, makmur dan sejahtera,” kata Khofifah.
Sebelum mengikuti pengundian nomor urut itu, Khofifah sungkem pada gurunya. Yaitu Nyai Hj Masruroh Wahid. “Beliau guru saya. Beliau bilang: khairul umur ausatuha. Kalimat itu bermakna yang terbaik adalah yang di tengah-tengah,” ujarnya.
Khofifah menceritakan, selama lima tahun memimpin Jawa Timur di periode pertama 2019-2024, telah banyak prestasi yang dihasilkan. Bahkan menjadi provinsi dengan prestasi terbanyak dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
“Jawa timur telah berada pada posisi yang sangat prima menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. Menjelang 2030, menjadi tahun-tahun yang sangat menentukan. Sehingga dibutuhkan kerja keras dan jerih payah semua elemen strategis Jawa Timur untuk menyongsong Indonesia Emas,” tegasnya.
Dia menegaskan, ikhtiar ke depan Khofifah-Emil adalah senantiasa mendengarkan aspirasi masyarakat. Serta bermasyarakat dengan hangat dan terbuka, untuk mewujudkan Jawa Timur lebih maju dan berprestasi. Serta semua masyarakatnya sejahtera.
“Khofifah dan Emil siap untuk mengemban amanah melanjutkan perjuangan kita bersama. Mari kita bergerak bersama, bekerja bersama dan berjuang bersama melanjutkan Jawa Timur yang maju, berprestasi, makmur dan adil serta sejahtera,” ucap Khofifah.
Hanya Tri Rismaharini yang tidak berbicara ke awak media. Seusai acara pengundian dan penetapan nomor urut Cagub dan Cawagub, wali kota Surabaya dua periode itu langsung pergi. Tidak sepatah kata pun dia lontarkan ke awak media sama seperti dua cagub lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: